Archives

Alter Ego, Sebuah Passion

Apakah kau punya alter ego..?

Kalau menurut wikipedia, Alter ego adalah “a second life, a second personality, or persona within a person. It was coined in the early nineteenth century when schizophrenia was first described by early”. Dengan bahasa yang lebih sederhana, alter ego mendeskripsikan sisi lain dari diri kita yang bisa menggambarkan sisi buruk ataupun sisi baik.

Kalau menurutku, alter ego adalah "passion", situasi dimana kita menjadi sebuah karakter yang berbeda, berinteraksi dengan karakter itu, hingga dinilai dari karakter itu.

Ada orang yang nyaman menjadi dirinya sendiri di dunia maya, menampilkan kesehariannya, hingga orang mengenalnya dan tahu keadaannya dari tulisannya. *sudah jadi temannya di dunia nyata*
Ada orang yang lebih nyaman membuat sebuah karakter di dunia maya, tidak ingin dikenal, benar-benar berbeda dari kesehariannya, simpelnya adalah menjadi anonim.

Aku punya alter ego, di dunia nyata mungkin aku tidak sengaja atau secara tidak sadar memunculkan karakter itu, lalu menjalaninya.
Di dunia maya berbeda, aku secara sadar menciptakan alter egoku sendiri, sebagai satu bentuk usaha 'menikmati' sudut pandang dari sisi yang berbeda.

Alasannya sederhana, aku hanya ingin melihat satu reaksi utuh dari orang lain di satu tempat, tanpa ada embel-embel tempat yang lain.
"Dia kan si anu yang punya blog ini.." atau "tulisanmu kok beda sih dari yang di blog satunya, lebih enak baca yang ini"

Bayangkan bertemu orang yang kau tahu di suatu tempat, kau tahu tentang dia dan dia tidak mengenalmu. Kau dengan karaktermu di tempat itu, tersenyum dan memperkenalkan diri, lalu semuanya berjalan seperti biasanya, karaktermu itu akhirnya melekat di tempat itu, orang yang sama mengenalmu di tempat lain akhirnya mengenalmu juga di tempat yang berbeda, dengan karaktermu yang berbeda. Buatku ini menarik. *anggap saja aku sedikit tidak waras.. :P*

Aku membuktikannya di dunia maya, menciptakan karakter berbeda di tempat lain, hingga orang mengenalku dengan karakter itu.
Ada beberapa orang yang sering mampir di blog ini berinteraksi denganku di tempat lain, dengan karakterku yang lain.

Walaupun begitu, aku juga harus menyeimbangkan dengan realita yang terjadi di kehidupan nyataku, menjadi diriku sendiri dengan keseharianku yang ingin kuabadikan dalam bentuk tulisan yang biasa saja, tentang perjalanan hidupku yang akan kubaca kelak.
Blog ini adalah refleksiku di dunia nyata yang tertulis di dunia maya, tanpa harus menciptakan alter ego.

Dan aku baru saja memutuskan untuk 'mematikan' satu alter egoku di dunia maya, sebuah karakter di sebuah tempat yang menyenangkan untukku beberapa bulan ini.
Kembali lagi, semuanya tentang passion, anonimitas yang mulai kelihatan, mood yang hampir habis dan gairah karakter itu mulai memudar.

Ketika berbenturan dengan kenyataan, ada baiknya berhenti memanjakan ego. Seperti tokoh yang sukses dimainkan oleh seorang bintang film atau tokoh yang begitu menginspirasi dalam cerita novel hingga bisa dibayangkan, alter ego tetap akan jadi sebuah 'passion'.

Apakah kau punya alter ego..? terserah, biar itu menjadi kenikmatan sendiri-sendiri, tanpa harus melewati batas yang bernama hati dan akal.

Telusuri Jejak..
Category:   21 Comments
Gak Megang, Cuma Ngelus Doank

"Buka donk sayang"
"Jangan ah, apaan sih"
"Cuma liat doank"
"Gak mau, kamu nekad orangnya. Nanti pasti minta yang aneh-aneh"
"Bungkusnya menggoda sih, pasti dalamnya seksi banget"
"Ih maksa, gak mau ah"
"Cuma pengen liat, dalamnya kayak apa, beneran"
"Oke, tapi cuma liat ya, awas kalo berani pegang"
"Iya, gak megang, paling ngelus doank"
"Gak mau kalo kayak gitu, ntar kejadian lagi"
"Gak bakalan, aku tau kok caranya"
"Aku gak percaya, nanti ngeluarin lidah, trus gigit. Pokoknya nggak"
"Makanya buka dulu, baru dibuktiin"
"Ya udah nih"

"Asyikkkkk............."
"Jangan pegang...!!!!!"
"Tenang sayang........ Akkkkhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh"


"Dibilangin jangan dipegang. Ini ular, bukan ulekan"



*terinspirasi untuk membuat cerita dalam 100 kata setelah liat di rumah kontrakan ada yang nulis beginian, ternyata menarik juga, maaf kalo agak garing, namanya juga nyoba-nyoba. :D*

*Gambarnya diambil dari award bung becce_lawo. Makasih bro dan sorry banget baru diposting sekarang, sebetulnya alasannya garing sih, lagi ada urusan jadi jarang online, blogwalking juga gak sempat, miskin bandwith.
Tapi walaupun begitu, ada atau tanpa award, semoga silaturahmi tetap berjalan.*

Telusuri Jejak..
Category:   8 Comments
Aerosmith Minus Steven Tyler...?

I was cryin' when I met you
Now I'm tryin' to forget you
Love is sweet misery
I was cryin' just to get you
Now I'm dyin' cause I let you
Do what you do - down on me
-cryin'-

Steven Tyler keluar dari aerosmith..

Begitu bunyi status twitter seseorang yang tak sengaja aku temukan ketika lagi asyik menjelajah dunia maya.
Hah.. reaksi kaget, tidak percaya campur penasaran akhirnya membuatku mencari berita-berita tentang itu.
Walaupun belum ada berita resmi dari situsnya Aerosmith sendiri, tapi banyaknya artikel yang membenarkan berita itu membuatku percaya, sekaligus sedih karena buatku Aerosmith berarti banyak untuk perkembangan wawasan musikku.

Pertama kali aku mendengar Aerosmith ketika tahun 1994, abangku yang waktu itu mudik lebaran membawa kaset Big One's dan memutarnya di rumah.
Aku yang masih bocah umur 9 tahun dan hanya dirasuki boys band oleh kakakku yang tinggal di rumah, terheran plus terkagum-kagum. Suara yang nyanyi benar2 keren, dan kaset itu akhirnya tinggal di rumahku.
Lagu Cryin adalah lagu pertama Aerosmith yang kudengar, dan sampai sekarang lagu itu selalu ada di playlist winampku, bahkan menjadi nada dering hpku.
Memang kuakui, setelah mendengar Aerosmith, pengetahuan musikku mundur ke belakang. Mulailah aku menggemari Slow Rock, sewaktu SMP-SMA teman2ku lagi heboh dengan musik Korn dan Limp Bizkit, aku malah asyik mendengarkan Mr.Big dan GnR.

Dulu sewaktu awal kuliah, aku bahkan rela membeli sebuah kaset baru hanya untuk ditukar dengan kaset lama Aerosmith yang berisi lagu Toys in the Attic. Setelah aku tahu kalau di sudut Malioboro ada lapak2 jualan kaset lama, bisa dengan sistem barter.
Aerosmith adalah band yang bertahan lama di dunia musik, dengan cerita yang banyak.
Tidak saja musiknya, perjalanan band inipun sangat berwarna. Dan Steven Tyler punya peran yang sangat besar dalam Aerosmith.

Kemunculan mereka di awal 70-an memberi warna baru di dunia musik. Sempat dilabeli sebagai 'The New Rolling Stones', Aerosmith membuktikan bahwa mereka punya taste yang berbeda.
Lagu-lagu mereka disukai, merajai top chart radio2 waktu itu. Mereka terkenal, dan punya penggemar setia.
Kesuksesan yang datang dengan cepat membuat mereka kewalahan, buruknya hubungan internal dan konflik dengan manajeman serta belum dewasanya mereka akhirnya membuat mereka berteman dengan narkoba.
Terpuruk dan hampir bubar, Aerosmith ditinggal oleh dua gitarisnya, Brad Withford dibuang Steven dan Joe Perry memilih solo karir.

Aerosmith jalan terus dengan Steven Tyler sebagai leader, sempat mengeluarkan beberapa album dan tidak sukses. Steven akhirnya berdamai dengan Perry, memanggil kembali Brad, meninggalkan narkoba, dan menggandeng label baru. Dibantu Run DMC, Aerosmith melakukan comeback yang hebat hingga membuat mata pecinta musik kembali melihat mereka.

Lagu2 mereka menjadi hits, "Dude (Looks Like a Lady)", "Rag Doll", dan "Angel" di album Permanent Vacations, diikuti "Janie's Got a Gun", "What It Takes", dan "Love in an Elevator" di album Pump.
Diselingi album Pandora's Box, album Get a Grip memberikan "Cryin", "Crazy" dan "Amazing" hingga album Big One's keluar yang berisi kompilasi lagu-lagu mereka.

Album Nine Lives di tahun 1997 yang berisi "Pink", "Falling in love (is Hard on the Knees)" dan "Hole in My Soul", diikuti lagu sountrack Armageddon "I Don't Want To Miss A Thing".
Lalu "Jaded", "Girl Of Summer" , "Honkin' On Bobo" sampai terakhir "Devil's Got a New Disguise - The Very Best of Aerosmith".

Sukses kembali menghampiri mereka, album mereka laris manis seperti kacang goreng.
Menjadi ikon, nama mereka mendunia, Aerosmith adalah legenda.
Konser mereka dinanti, jangan ditanya aksi panggung mereka, selalu mengesankan.
Mereka bukan hanya band studio yang hebat dalam menciptakan lagu, mereka juga band panggung yang sangat keren dalam hal aksi.

Steven Tyler adalah magnet panggung Aerosmith, dan buatku belum ada penyanyi yang mampu mengalahkan aksi panggung Steven Tyler.
Dengan selendang rumbai2 diikat di mic-nya, Ayah dari aktris Liv Tyler ini membuat gaya yang khas di panggung, apalagi kalau sudah duet satu mic dengan Joe Perry, 'toxic twins'..!!!

Sayang sekali kalau sampai berita itu benar2 kejadian, melihat Aerosmith tanpa Steven di posisi vokalis akan sangat2 aneh buatku. Itu bukan Aerosmith.
Hampir 40 tahun, dan akhir yang seperti ini, terlalu sayang untuk sebuah band yang sudah melegenda.

Memang dalam dunia musik, gonta-ganti personil adalah hal yang bisa dimaklumi, tapi untuk Aerosmith. Duh.. terlalu mahal harganya.
Semoga saja Steven hanya cuti seperti berita ini.
Aku penggemar Aerosmith, sangat walaupun tidak sampai fanatik.
Tanpa mengecilkan peran personil yang lain, Toxic twins itulah yang membuatku bertahan menikmati Aerosmith.
Tanpa Steven Tyler, aku tidak tahu apakah aku masih bisa mendengarkan musik Aerosmith.

***
I kept the right ones out
And let the wrong ones in
Had an angel of mercy to see me through all my sins
There were times in my life
When I was goin' insane
Tryin' to walk through
The pain
When I lost my grip
And I hit the floor
Yeah,I thought I could leave but couldn't get out the door
I was so sick and tired
Of livin' a lie
I was wishin that I
Would die

It's Amazing
With the blink of an eye you finally see the light
It's Amazing
When the moment arrives that you know you'll be alright
It's Amazing
And I'm sayin' a prayer for the desperate hearts tonight

That one last shot's a Permanent Vacation
And how high can you fly with broken wings?
Life's a journey not a destination
And I just can't tell just what tomorrow brings

You have to learn to crawl
Before you learn to walk
But I just couldn't listen to all that righteous talk, oh yeah
I was out on the street,
Just tryin' to survive
Scratchin' to stay
Alive
-amazing-

Telusuri Jejak..
Category: , ,   20 Comments
Catatan Tentang Daratan Yang Ternama

Dulu sewaktu aku masih kecil, sekitar umur 9-10 tahun, ibuku mengajakku dan saudara-saudaraku mengunjungi sebuah daratan yang terpisah dari pulau tempatku lahir.
Cerita tentang daratan itu benar-benar membuat kami terutama aku terkesima.
Tempat yang jauh, begitu kata ibu, makanya butuh banyak biaya untuk sampai kesana.

Ikut menumpang dengan mobil teman ayah yang waktu itu juga ingin pergi ke daratan itu, memang butuh waktu lama, 2 hari 3 malam.
Pertama kami sampai ke daratan itu, kami mencium tanahnya. Yup, seperti di film-film, kami menciumnya.

Mungkin banyak yang menganggap itu perbuatan yang konyol, tapi perjuangan untuk sampai kesana benar-benar tidak murah.
Kampungan, begitu mungkin mata beberapa orang yang melihat kejadian itu. Terserah, kami memang dari kampung.

Disini tempat orang merantau, tempat orang-orang yang sering di tv, ini ibukota negara kita. Panjang lebar ibu bercerita tentang daratan yang waktu itu sudah mulai menjulang dengan gedung-gedung tingginya.
Daratan yang bernama Jakarta dalam kenanganku waktu itu sangat berkesan. Banyak mobil-mobil, jalanan selalu ramai dan banyak tempat bermain. Ah, dasar bocah.. :)

Sehabis SMA dan tersesat di kota gudeg, aku beberapa kali mengunjungi Jakarta. Baik itu ketika liburan atau sedang ada acara keluarga.
Tapi rasanya lain, aku tidak pernah melebihi tiga hari disana. Alasannya selalu, tidak betah.

Jakarta masih menyuguhkan gedung-gedung megah, macet, padat penduduknya dan tempat bermain yang selalu bertambah canggih, bahkan ditambah dengan tempat hiburan yang bisa kunikmati di usiaku saat ini. Sayang, mungkin pola pikirku yang sudah berubah hingga akhirnya Jakarta selalu masuk daftar coret tempat yang akan kukunjungi.

Hingga waktu membuatku datang lagi ke Jakarta, mencoba 'menjajah' ibukota negara tercinta ini.
Sebagai seorang pengangguran yang sedang mencari celah untuk ikut dalam arus ibukota.
Seminggu lebih, bermain-main dengan ibukota yang kata orang begitu kejam. Mempelajari ritme dan dunia orang-orang Jakarta yang kata Seno Gumira Ajidarma hanya ada tiga: rumah, kantor dan mobil.

Sejauh ini aku mencoba menikmatinya, mungkin benar pepatah orang-orang tua, alah bisa karena biasa.
Dulu aku selalu bertanya, kenapa orang betah di Jakarta. Datang dari berbagai penjuru tanah air, mencoba mengadu nasib di ibukota ini.
Padahal tidak ada yang bisa dijanjikan Jakarta, selain kompetisi.

Sekarang aku disini, di salah satu sudut Jakarta, menulis postingan dalam keadaan yang baik-baik saja. Hanya terhalang masalah koneksi dan kesempatan untuk fokus menulis.
Kalau ditanya sekarang apa yang dijanjikan Jakarta untuk orang-orang, jawabanku tetap sama, kompetisi.




*baru buka blog ini, makasih buat teman-teman yang sempat2nya mengkhawatirkan keadaanku. Maaf gak bisa blogwalking, miskin koneksi internet.. :)
*Buat bung Becce-Lawo, ewotnya nanti akan saya pajang bro.. tunggu aja, semoga belum basi.hahaha

Telusuri Jejak..
Video Tahunan

Tadi malam, ketika sedang asyik menjelajah dunia maya, seorang teman kos memanggilku ke kamarnya.
Memperlihatkan sebuah video di komputernya, video yang sebetulnya aku sendiri sudah lupa.
Video tahunan anak2 SMA negeri di Magelang.
Kalau aku tidak lupa, video itu diambil bulan Mei-Juni. Entahlah, memoriku tidak menyimpannya dengan baik.

Ketika tombol play dimainkan, treng...
Muncullah wajah anak2 SMA yang sedang melakukan kegiatan belajar mengajar, suasana sekolah yang nyaman dan hiruk pikuk kehidupan sekolah pada umumnya.
Ada satu hal yang membuat temanku itu senyum2 menjijikkan dari awal video itu diputar, kadang tertawa menyebalkan sambil mengejek.
Bukan videonya yang jelek, tapi karena aku ada disana.
Yup, aku ada di video itu, video tahunan anak2 SMA itu.
***

Sabtu, di sebuah warung kopi. Bulan Mei atau Juni.
"Besok ikut ke Magelang ya.." temanku bercerita kalau dia dan dua orang temannya dapat job untuk membuat video tahunan sebuah SMA. Sebuah pekerjaan sampingan anak Komunikasi yang ternyata bisa menghasilkan rupiah.
"Lha yang dapat projek kan kalian, aku ngapain ikut, malas.." jawabku sekenanya.
"Ikut ajalah, kita cuma bertiga nih. Udah carter mobil juga. Ayolah, hitung2 ngeramein, ntar jalan2 juga kok."
"Halah, jalan2 apaan. Bilang aja buat bantu angkat2 barang. Kabel, lampu, kamera, ya kan..."
"Hahaha, ya gak segitunya, kalau itu kan bareng2. Udah ikut aja ya.."

Setelah beberapa lama saling ejek, akhirnya aku memutuskan ikut kesana.
Tidak ada salahnya juga, apalagi aku mengenal mereka bertiga. Yo wes lah, hari minggu juga tidak ada rencana kemana-mana.

Besoknya kami berempat berangkat ke Magelang.
Hanya budaya karet yang membuat kami jadi terlambat, itupun gara2 telat bangun. Selebihnya perjalanan kesana mulus kami lalui.
Anak2 SMA itu sudah menunggu hampir dua jam, tapi mereka maklum atas keterlambatan kami. Udah biasa, itu mungkin pikiran mereka.

"Mas, guru2 gak ada yang bisa" Seorang anak, mungkin ketua dari projek ini memberitahukan pada temanku bahwa guru2 sekolahnya tidak ada yang bisa hadir. Padahal ada bagian kelas di video itu yang mengharuskan adanya seorang guru. Tidak lucu nantinya, kelas tanpa guru. Mungkin juga karena ini hari minggu, guru2 itu lebih merasa wajib untuk menghabiskan waktu bersama keluarganya.

"Waduh, gimana ya.."Sambil menyiapkan peralatan untuk pengambilan gambar video dan mengatur pencahayaan ruangan, temanku berpikir sejenak.
"Kamu aja yang jadi guru.." Dengan santainya dia berkata sambil mengarahkan wajahnya padaku.
"Ngawur.. emoh aku" Apa coba itu maksudnya menjadikanku Oemar Bakrie. Tidak ada potongan seorang guru di wajahku, jelas aku menolak.
"Iya, kamu aja. Kasihan anak2 ini, lagian ini adegan2 terakhir. Masak kita harus balik lagi kesini, Yogya-Magelang lumayan ngabisin lho.." Dua temanku yang lain mencoba meng-gol-kan ide Oemar Bakrie versi Don Juan itu.
"Kampret semua nih, jangan2 tujuan kalian bawa aku kesini memang buat antisipasi ini kan.. ah, pantes semangat banget ngajak aku. Curut...!!!"
"Iya mas, mas aja yang jadi guru. Dipantes2in aja.." Seorang anak malah ikut ngerusuhi, ditambah anak2 lain yang ikut mengiyakan.
"Udahlah bro, demi lho ini.. demi.."
"Demi opo, demit kabeh.."
***

Jadilah Aku Oemar Bakrie dadakan, dan yang parahnya, dialognya banyak sekali.
Dari menegur sampai memberi nasehat, pakai kostum batik dan celana kain, kacamata, sampai sisiran guru tahun 45. Apalagi rambutku sedikit gondrong waktu itu, gak ada potongan guru sama sekali. Ini sih cari mati namanya.

Tapi anak2 itu benar2 membantuku. Tidak mudah memang, aku yang jelas2 tidak ada bakat di depan kamera, tanpa latihan sama sekali, harus memerankan seorang guru kelas.
Improvisasi aja, begitu kata temanku si penggagas ide gila ini. *Improvisasi gundulmu, gak liat apa keringat udah segede jagung gini. Belum lagi lidah yang hampir patah gara2 salah dialog terus*

Seharian kami disana, bersama hampir seratus anak2 SMA yang dengan semangat menyukseskan video tahunan mereka.
Sangat menyenangkan bekerja dengan mereka, banyak ketawanya, dan mereka sangat serius dalam prosesnya.
Aku pribadi salut atas keinginan mereka untuk membuat sesuatu yang bisa diingat kelak oleh mereka.
Keinginan untuk tetap menjaga silaturahmi dan juga sebagai kenangan. Karena setelah kelulusan, aku yakin banyak yang tidak akan tahu kabar masing2.
Video itu menjadi sebuah saksi, bahwa dulu mereka pernah bersama.
***

Dan jangan ditanya aktingku di video itu... melihatnya saja tadi malam sudah seperti mimpi buruk buatku. *Terimakasih buat kalian bertiga, yang dengan busuknya merencanakan semua ini. Semoga tuhan membalasnya.. :P*

Telusuri Jejak..
Category:   31 Comments
Kiai Kanjeng, Sebuah Nilai

Aku masih ingin bercerita tentang acara itu.
Selain budayawan mbeling dan suasana kebersamaan itu, ada satu hal lagi yang selalu membuatku tidak rela melepaskan acara itu.
Sekelompok orang yang selalu bersama budayawan mbeling itu kemanapun dia diundang atau melakukan suatu kegiatan.

Sekumpulan orang yang bisa dibilang tidak muda, walaupun sekarang sudah ada regenerasi, tapi mereka adalah bapak2 kebanyakan yang bersama budayawan mbeling itu menunjukkan indahnya musik tanpa embel2 'genre', Kiai Kanjeng.

Tidak banyak yang tahu Kiai Kanjeng. Kemunculan mereka tidak terlalu menarik untuk dibahas industri 'mainstream'.
Mereka kalah segalanya kalau dalam hitung2an industri musik.
Lagu mereka tidak mengikuti arus, lirikpun tidak populer. Apalagi sudah menyangkut fisik, tampang mereka tidak menjual.

Tapi tidak banyak yang tahu juga, sebelum lagu2 religius bertebaran di pasaran dan menjadi sebuah komoditi dagang industri musik, Kiai Kanjeng sudah melintasi pulau, negara, komunitas, suku bahkan agama untuk mengajak semua orang bergembira, menumbuhkan rasa persatuan dan persaudaraan, melalui musik.

Berawal dari Teater Dinasti di tahun 70an, timbul tenggelam sampai di awal 90an, budayawan mbeling itu bersama Teater Salahuddin membuat sebuah pertunjukan bernama Pak Kanjeng untuk mengkritik penguasa pada masa itu.
Hingga akhirnya lahir Kiai Kanjeng, yang kalau diteruskan akan melahirkan Letto.

Kiai Kanjeng bergerak dengan hatinya, sebuah konsep tentang memanusiakan manusia.
Berjalan di jalan sunyi bersama budayawan mbeling itu tanpa perlu publikasi dan 'ketenaran'.
Kiai Kanjeng merangkul semuanya, tanpa pilih2.

Kiai Kanjeng tidak perlu sebuah panggung megah untuk tampil, atau lampu2 blitz dan tiket seharga setengah juta.
Mereka ada di kelurahan, di acara2 kesenian sampai di altar2 gedung pencakar langit.

Ukuran sukses mereka ada di kegembiraan orang2 kecil menikmati hidup, berbagi bersama korban lumpur Sidoarjo, di museum seni klasik Napoli, di tengah2 perjanjian damai 3 agama di Belanda.

Musik mereka pada dasarnya tradisional, gamelan, rebana, demung tapi mereka juga sangat bagus memainkan gitar, biola, piano, dan perkusi.
Musik mereka memakai bahasa apa saja, Indonesia, Arab, Inggris, China bahkan Ibrani.
Kiai Kanjeng selalu membanggakan Indonesia ketika mereka sedang melawat ke luar negeri tanpa pernah meminta pamrih pada Indonesia atas 'pelayanan' mereka.

Kiai Kanjeng terlalu besar untuk masuk dalam buku musik Indonesia, karena mereka tidak mau diperbudak musik.
Kiai Kanjeng tidak mau musik menjadi awal sebuah jurang antara manusia dengan manusia lain.

Level musik Kiai Kanjeng tidak pop,rock,blues,karawitan,jazz,qasidah atau apapun sebutan untuk musik itu sendiri.
Kiai Kanjeng membuat semua batasan itu menjadi tidak ada. Musik adalah bahasa, media untuk mengakrabkan semua.
Karena memang begitulah seharusnya..

Kami kumpulan manusia-manusia yang lemah, yang takut kehilangan intimitas kemanusiaan, dan rasa takut itu kami bayar dengan keberanian untuk kehilangan yang lain yakni sukses dan kemasyhuran, jabatan dan kekuasaan, karier dan kehebatan. Atau dari sudut lain, kami adalah sekumpulan manusia-manusia yang tak mampu mencapai sukses dan kemasyhuran, jabatan dan kekuasaan, karier dan kehebatan maka kami berusaha jangan sampai kehilangan “yang paling sederhana dari kehidupan” yakni persaudaraan, keluarga dan intimitas kemanusiaan dalam hidup yang amat singkat ini. -Kiai Kanjeng-


"Heh, adikku juga ternyata sering ke acara itu". Seorang teman berbicara padaku melalui telepon, mengatakan kalau adiknya juga rela bolak balik Semarang-Yogyakarta demi acara itu.
"Masak, kok gak pernah ketemu ya.."
"Meneketehe, waktu kutanya, katanya dia pengen liat Kiai Kanjeng. Musiknya magis.."
"Hah, magis..?"
"Iya, katanya... 'mbak, Kiai Kanjeng itu punya magis deh. Dream Theater mah... lewat...'. Dodol bener tu anak, mang bener ya..?"
"Hahahaha, iya kali..."

Telusuri Jejak..
Kebersamaan Tanpa Batas

Gerimis membasahi Bantul malam itu. Di halaman sebuah TK sekaligus rumah seorang 'budayawan' yang katanya 'mbeling' digelar sebuah acara maiyah.
Dengan panggung sederhana, nyaris tanpa ada ruang kosong dengan pengunjung dan terpal untuk duduk lesehan, benar2 'membumi'.

Aku yang datang malam itu bersama dengan seorang teman, naik motor. Menyempatkan diri untuk mengisi perut yang memang jatahnya. Jam 9 malam kami sampai ke lokasi.
Tempat yang sama, suasana yang sama, hangat. Bertemu orang2 dari berbagai daerah, kelas sosial, tua muda dan latar belakang yang berbeda.

Sampai di tempat, aku dan temanku mencari tempat duduk lesehan.
Setelah dibuka oleh MC dan kelompok ibu2 pengajian bershalawat, budayawan mbeling itupun naik panggung bersama kelompok musik yang selalu menemaninya kemanapun dia pergi.

Dia menyapa dengan hangat, diiringi sentilan dan candaannya tentang negeri ini dan doanya kepada sang pencipta.
Setelah itu dia berpuisi, dengan sangat menjiwai, yang judulnya saja aku tidak tahu. Malam itu dia sukses mengawali acara itu dengan tundukan kepala pengunjung *sial, bahkan mataku berair.*

"Saat ini kita berada di puncak ketidaktahuan kita sebagai manusia. Kita tidak mengerti siapa yang kita perjuangkan, kita tidak tahu siapa pemimpin kita. Kita bahkan tidak tahu apa itu artinya sebuah bangsa."

Begitulah kalimat yang kutangkap dari semua gojekan dan sentilannya pada malam itu.
Sudah beberapa bulan ini hal itu sering dia ungkapkan.

Untuk apa kita sekolah, kalau ternyata kita hidup bukan atas keinginan kita. Seperti bidak catur yang bisa dipindah-pindah, kita dikecewakan keadaan. Semuanya jelas, ini negara yang main2, ini demokrasi yang main2 dan saya bersyukur atas keputusan yang main2 ini karena setelah ini akan terbuka semua yang ditutup2i.

Sebuah rasa 'greget' melihat negeri ini, hingga akhirnya dia mengatakan "malam ini kita tidak usah membahas negeri ini, kita bershalawat saja untuk mendekatkan diri pada yang maha adil karena kita hidup bukan untuk main2."

Malam itu terasa sekali aura mendung, tiga tamu yang datangpun semuanya berpuisi.
Hujan sempat turun beberapa saat di tengah malam itu, tapi tidak ada yang beranjak dari tempat itu, kebanyakan hanya melindungi diri dengan tas atau merapatkan jaket.

Acara selesai hampir pukul 3 pagi, diakhiri doa dan pengetahuan yang bertambah.
Mungkin benar, ini memang sebuah acara yang multidimensi.
Bayangkan hampir tujuh jam duduk, tanpa pamrih, tidak membawa kepentingan apapun bahkan tahan tidak ke kamar mandi hanya untuk buang air kecil.
Aku tidak menemukannya di acara seminar atau forum lain.

Ini bukan acara resmi, aku tidak merasa terikat untuk wajib datang ke acara ini. Bahkan acara ini tidak wajib untuk diadakan, tapi semua orang yang pernah datang ke acara ini akan selalu datang.

Di acara ini aku bisa melihat Gus Dur berbalas ejekan dengan bahasa kebun binatang, atau tawa keras Amin Rais yang begitu kalem. Pengamen nyanyi, monolog seorang Jemek Supardi, Alm.Rendra bercerita masa mudanya sampai bule2 yang begitu asyik bergoyang dangdut. Semua orang bebas menjadi dirinya sendiri.

Ada satu quote yang benar2 selalu dia ulang setiap acara itu

aku tidak mau jadi panutan kalian sebab itu akan membuat kalian fanatik kepadaku. Aku tidak mau berada diantara kalian dan Allah, terlalu berat buatku.


Ah, harusnya ini ditanamkan juga oleh pemimpin kita, tokoh2 masyarakat kita maupun ulama2 kita.

Tidak banyak orang sepertimu, yang dengan ikhlas menyapa ke semua lapisan, sebuah pekerjaan yang jika dihitung secara duniawi, jelas rugi.
Kau orang yang unik, punya kharisma tapi kau begitu dekat, dan kau tidak pelit untuk membagi ilmumu.
Dua tahun, dan aku tidak pernah bosan datang ke acara itu.

Mocopat Syafaat
Kasihan, Bantul, DIY
22 Oktober 2009

Telusuri Jejak..
Memutar Memori

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun"
"Anakku... anakku..."
"Ibu, yang sabar ya, ikhlas bu, ngucap.."

Siang itu tuhan sedang berbaik hati, memanggil seorang bayi yang baru berusia 4 hari dari tangan seorang perempuan.
Diiringi isak tangis perempuan itu dan tetangga yang sedang mencoba menabahkan hatinya, untuk kedua kalinya tuhan menguji imannya.

Prosesi pemakaman sederhana dilakukan keesokan harinya, masih terasa kesedihan itu.
Perempuan itu terhempas ke titik terendah dalam hidupnya, tidak berani menatap mentari.
Takut bertegur sapa dengan tetangga, pekerjaannya dia tinggal, merasa hidup ini begitu tidak memihak.

Tiga kali dia melahirkan, dua kali dia kehilangan.
Beruntunglah masih ada seorang anak yang bertahan dipelukannya, untuk mendapat kasih sayangnya.
Apalagi ketika itu cerita2 tentang kematian masih kental dengan mitos.
Bahkan ada yang bilang ini adalah sebuah bala.

"Kau dengar kata uwak itu kan..?"
"Apa pulak kau pikir-pikirkan itu, gak ada itu" si suami mencoba berpikir jernih, menenangkan perempuan itu.
"Tapi aku takut bang, masak aku menunggu kehilangan sampai tujuh kali baru hilang balanya, gak sanggup aku bang."
"Sudahlah, bukan kita yang mengatur urusan hidup mati. Kalau memang rejeki kita cuma satu itu, kita besarkan dia dengan baik."
"Bang, kalau yang satu itu juga diambil, ceraikanlah aku. Mungkin memang bawa bala aku dalam pernikahan kita ini."
"Jangan gila kau ya, pikiran macam apa itu.."

.....

Ternyata cerita itu tidak terbukti, bahkan tiga tahun setelah kematian yang kedua, perempuan itu melahirkan lagi, perempuan.
Tidak cukup disitu, dua tahun kemudian bayi perempuan lahir lagi dari rahimnya, semuanya sehat dan tumbuh normal.

"Masih percaya kau tentang bala itu, kau lihat apa yang tuhan kasih"
"Imanku tidak cukup kuat waktu itu, maafkan aku bang"
"Lalu ngapain lagi kau sering ke dokter buat cek2 kesehatan"
"Kupikir aku bisa hamil lagi bang.."
"Ah, gak ngerti aku lagi. Dulu kau menolak punya anak lagi, sekarang minta nambah kau"
"Siapa tahu dikasih lagi.."
"Ingat kau apa yang kubilang dulu, kalau rejeki kita cuma segini, ya sudah kita besarkan mereka baik2. Dan jangan suruh2 aku ke dokter, kau kira aku impoten hah"

.....

Setelah itu kehidupan berjalan baik, cerita tentang menambah keturunanpun sudah bukan lagi topik utama di keluarga itu. Hingga tujuh tahun berselang..

"Bang, aku hamil lagi.. gimana ini.." perempuan itu tidak siap, mengingat umurnya yang sudah bukan masa produktif lagi. Pada waktu itu KB bukan favorit para ibu2 kampung.
"Beginilah cara kerja tuhan, ingat apa yang kau bilang dulu. Mau nambah anak, dikasih malah bingung.."
"Tapi kenapa harus sekarang bang, saat aku mulai berpikir untuk membesarkan, bukan lagi meregang nyawa dan duduk menyusui, aku hampir memasuki masa menopause"
"Terus mau apa kau, mau kau tolak rejeki itu"
"Pokoknya ini terakhir aku melahirkan, jangan nambah lagi.."
"Sok2 mengatur pulak kau, disyukuri semuanya. Jagalah baik2 janin itu.."

.....

Bertambah lagi keluarga mereka, seorang bayi perempuan lahir dengan selamat.
Di awal2 kelahiran, si bayi sering sakit.
Fisiknya dinilai lemah oleh dokter, bahkan pernah dua hari menangis tanpa bisa didiamkan.
Perempuan itu mulai panik, teringat trauma masa lalunya tentang kehilangan.
Kali ini jangan ya tuhan, biarkan dia hidup, pinta perempuan itu dalam doa2nya.

Tuhan ternyata mendengar, bayi itu dibiarkan hidup dan berangsur pulih.
Perempuan itu begitu bersyukur, dan berjanji dalam hatinya, biarlah ini yang terakhir. Sudah cukup karunia ini, Empat anak ini jangan bertambah lagi.

Segala cara dia lakukan untuk mencegah, dari lebih banyak mengkonsumsi air tape sampai terapi pijat kampung yang katanya bisa meminimalkan efek hamil.
Apalagi umurnya sudah tidak bisa dibilang muda lagi, dia memang tidak mau lagi menambah anak.

Tapi tuhan berkehendak lain, dua tahun kemudian dia hamil lagi dan melahirkan seseorang yang saat ini sedang memutar memorinya menulis cerita ini.

....


Kutulis untuk ibuku, yang dengan beraninya bercerita tentang sebuah proses dalam perjalanan hidupnya.

*Maaf ibu, jurus2 menolak lahir itu tidak cukup kuat untuk menahanku melihat dunia dan menyusup diantara cinta kalian.. :)*

Telusuri Jejak..
Atas Nama Infotainment

Inilah kita, jutaan rakyat yang sedang memperhatikan dengan seksama kotak segiempat ajaib tanpa kedipan mata.
Sudah beberapa hari ini kita disuguhi tontonan kejar tayang.

Dari audisi sampai perhelatan akbar, kita 'dipaksa' untuk tidak melewatkan sedetikpun.
Acara menunggu telepon buatku sangat menarik, apalagi yang sampai acara habis berendam memakai kimono sambil membawa blackberry, hingga acara salam-salaman yang barusan selesai.

Baru kali ini ada audisi untuk pasukan warna-warni.
Bagaimana ya perasaan mereka memasuki ruang audisi untuk sesi wawancara, harusnya ini juga diliput, biar tambah gayeng.. :D
Belum lagi senyum2 menggoda dan petunjuk2 misterius dari si audiens, menambah penasaran orang yang menonton.
Mirip berita seleb yang kalau diwawancarai tersipu malu sambil bilang 'no comment'

Panitia acara benar2 bekerja secara profesional, terutama untuk segi hiburannya.
Aku tidak tahu ini ide siapa, tapi buatku ini sangat menghibur.
Terinspirasi dari banyaknya reality show di negeri ini, sampai acara kenegaraan inipun dikemas dengan semenarik mungkin.
Selamat.. selamat...
Acaranya sudah selesai, tinggal menunggu pasukan warna-warni yang akan menyemarakkan negeri ini lima tahun ke depan.

Oya jangan lupa, siapa tahu dalam waktu dekat akan diadakan pesta besar2an untuk acara ini, diisi oleh musisi2 ternama negeri ini dan hadiah doorprize untuk penelepon yang bisa menjawab 'siapakah anggota pasukan warna-warni yang akan angkat koper dalam 100 hari ke depan'
Dan nanti akan ada joke2 seru dari hostnya 'acaranya sangat menggetarkan, mengalahkan getaran di Sumbar' :D

Apakah anda terhibur dengan rangkaian acaranya..? :)

Telusuri Jejak..
Masa

Kita pernah bersama, saat malam2 beranjak pergi meninggalkan keceriaan kita hingga sang fajar menyusul menggantikannya.
Kita pernah menangis, saat suara kita terbentur tembok dan jauhnya harapan dari tempat kita berdiri.
Kita pernah tertawa, saat melihat banyaknya kekonyolan dan acara hura2 tanpa tujuan yang membuat kita lupa kerasnya dunia.
Kita pernah jadi satu, menjadi sebuah barikade mempertahankan idealisme anak muda yang memang tidak mau diatur.

Kita adalah angin lalu, di sebuah masa yang akan hilang digantikan oleh tunas2 baru.
Kita mengikuti alur, seperti aliran sungai yang akan membawa kita sampai entah kemana.
Kita hanya sesaat, sekejap tanpa banyak tanya jawab akan pergi mencari masa depan.
Kita adalah sebuah individu dengan ego dan kepentingan sendiri, dibesarkan oleh kasih sayang dan kebersamaan.
Tapi kita terlanjur terikat, hingga cerita ini akan kita bawa sampai kita sudah tidak bisa lagi mengingat.

Semua yang datang akan pergi
Menjalani dunia
Menikmati cinta
Berbagi cerita
Hingga nanti kita punya kehidupan masing2

ini untuk kalian.
terimakasih.

Telusuri Jejak..
Category:   37 Comments
Keren Bin Kanker

Keren nih, mbak ada yang nomor 42 gak..?
Sebentar mas...

****
Wow pas, harganya murah lagi... bungkus...

***
1399000 mas
Hah...ntar dulu deh mbak..*berlalu meninggalkan kasir sambil mikir kenapa 0 nya bisa nambah satu*

**
-kejadian di sebuah mall, dengan pelaku dua curut yang lagi tidak waras-

*
gambar diambil disini

Telusuri Jejak..
Gempa, Kelas Baru Dan Batik

Ingin aku bertanya pada tuhan, apakah kita terlalu disayang hingga selalu diberi perhatian olehNya.
Atau memang kita seperti lagu Ebiet yang membuat alam bosan bersahabat dan memilih marah dengan caranya.

Pelajaran tentang bumi dan alam semesta telah terkubur di gudang buku2 SD.
Mungkin dulu kita *khususnya aku* malas memahami tentang arti 60LU-110LS dan 95-141 BT, diapit dua benua dan dua samudera.
Jantung khatulistiwa, dilewati garis equator dan berada di atas lempeng bumi.

Dari dulu mungkin kita *lagi-lagi khususnya aku* tidak detil mencermati cerita2 rakyat yang sudah terlupakan sekarang.
Beberapa kejadian, seperti Sangkuriang yang menjadi Tangkuban Perahu, Malin Kundang, Roro Jonggrang dan banyak lagi selalu diakhiri dengan peristiwa alam.
Bukankah kita begitu dekat dan bahkan sudah 'berteman' dengan kejadian2 itu, dari jaman nenek moyang kita yang katanya pelaut itu.

Kejadian gempa di Sumbar membangunkan kita lagi, bahwa alam kesal karena selalu dicurangi.
Mari kita memberi bantuan, apapun itu bentuknya sambil memikirkan lagi ke depan untuk mencoba 'berteman' lagi dengan alam.
Yang belum tahu, mulailah mengenal.
Yang paham ilmu, mulailah berbagi
Yang punya akses, mulailah menyebarkan.
Benar, bencana alam memang tidak bisa dicegah, tapi percayalah kita bisa meminimalisir dampaknya.

Ada satu hal yang membuatku sedikit miris akan kejadian gempa ini, banyaknya siaran di tv yang selalu memutar adegan yang sama, tentang tangisan yang videonya hampir 24 jam diulang terus.
Aku bukannya tidak berempati, gempa itu sudah menghancurkan semua yang mereka punya, jangan lagi menghancurkan hati keluarga2 mereka yang berada jauh dari mereka dengan selalu menampilkan gambar yang sama setiap waktu.

Jengah aku mendengar si reporter bertanya 'seperti apa rasanya waktu itu' atau 'bagaimana perasaan bapak setelah tahu keluarga bapak tertimbun di bawah reruntuhan'.
Mereka butuh bantuanmu, bukan pertanyaan yang akan membuat mereka menangis lagi.
Mereka mau bantuan, bukan simpati atau teman menangis. Bantuan yang akan membuat kepala mereka tegak, percaya mereka bisa bangkit dengan harapan dan hidup yang baru.

Lalu aku Ingin bertanya pada 'kelas baru' itu, butakah mereka dengan kenyataan di depan mereka.
Melihat mereka memamerkan jas baru keluaran loundry terkenal itu, dengan tampang sumringah bersalaman dan berbisik-bisik tentang gaji pertama mereka.

Pelantikan itu, peresmian kelas baru yang menghabiskan dana yang begitu besar, apalagi yang mau diharapkan dari mereka.
Masalah artis bokep yang mau datang kesini saja mereka ributnya setengah mati, membuat UU dan interupsi, mereka jagonya.

Duh... pekalah sedikit, coba kalian bergeser sedikit dari kursi nyaman itu dan lihat sekeliling.
Banyak orang miskin, negeri kita baru tertimpa musibah dan kalian tetap 'show must go on'...?
Terus terang buat para wakil rakyat di kelas baru itu, pesimis aku membayangkan negeri ini di tangan kalian.

Terakhir, ingin aku bertanya pada euforia ini, perlukah membuat sebuah hari khusus untuk batik.
Kemarin hampir semua memakai batik, mengikuti himbauan karena telah disahkannya batik sebagai milik negeri ini.
Pantaskah kita bereuforia dengan 'mewajibkan' satu hari khusus berbatik ria, dan memandang aneh orang yang tidak berbatik di hari itu.

Tidak punya nasionalisme, begitulah anggapan untuk yang tidak memakai batik.
Tiap orang di negeri ini pasti setuju, yang punya batik adalah kita.
Lalu nasionalisme itu akhirnya diukur dari selembar kain bernama batik...? mengherankan.
Batik adalah budaya, punya nilai sejarah yang panjang, banyak nilai hidup yang ada di kain batik.
Tidak perlu menunggu UNESCO baru memakai batik, janganlah memakai batik hanya untuk memperingati 'hari batik'.

Memang ada untungnya pengakuan itu, kita jadi lebih memperhatikan batik, yang artinya akan berdampak pada kesejahteraan pembuat batik, tapi untuk 'hari khusus itu', aku benar2 heran.

Kalau memang begitu pentingnya pengakuan dari luar sampai dibuat sebuah hari yang khusus memakai batik, maka atas nama nasionalisme bersiaplah..
Mungkin dalam waktu dekat UNESCO juga akan mensahkan koteka sebagai warisan budaya negeri ini.
Buatlah hari khusus, jika memang tidak mau dibilang pilih kasih.

Telusuri Jejak..
Wake Me Up When September Ends

Jika rasa makanan adalah dari lidah, maka rasa menulis adalah dari hati.

Fiuuhh... baru buka blog ini lagi.
Hujan dan berita gempa mengawali hari ini.
Semoga saudara2 yang ada di Sumatera, khususnya Sumatera Barat diberi kekuatan dan ketabahan.

Kemaren memang emosi banget, dan gak tau mau dikeluarin dimana, dan akhirnya blog inlah yang jadi sasaran tembak..:D

Nasi sudah menjadi bubur, putusan sudah dijatuhkan.
Terlalu buang energi kalau harus terus memikirkannya, sekarang adalah mencari solusi.
Life must go on, begitu kata sang bijak.
Face it and solve it, begitu kata .... *siapa itu, lupa aku*.

Sejujurnya postingan kemaren murni unek2.
Aku tahu aku bisa menghadapinya, hanya ingin mengeluarkan isi hati, daripada kutahan jadi penyakit, atau aku membuat keributan di tengah pasar gara-gara itu, kan gak lucu jadinya... :D

Aku tidak pernah dendam dengan itu, emosi boleh tho... hehehe
Membuang energi negatif itu ternyata bisa meringankan, postingan itu benar2 menolongku.
Melihat lagi lebih jelas, berpikir melingkar dan membuatku merasa lebih dewasa.
Aku tidak sedang mencari simpati dari tulisan itu, hanya pengen memaki.
Terimakasih buat teman2 yang meninggalkan komentar, kuterima semua sebagai proses belajar.

Buatku inilah terapi yang paling efektif, menulis, menulis semua yang ada dipikiran dan belum sempat terkatakan.
So, wake me up when september ends... eh udah oktober dink.. :D
Kalau begitu selamat datang oktober, selalu ada pelangi setelah hujan.

Telusuri Jejak..
Category: ,   16 Comments
Aku Ingin Memaki

Kadang merasa telah memukul karang, apa daya ternyata cuma angin lalu.

Aku tidak tahu menggambarkan perasaanku hari ini.
Kalau ada gabungan perasaan marah, kecewa, menyesal mungkin itulah yang yang kurasakan.

Tidak besar memang masalahnya, tapi kalau diingat, sungguh aku tidak rela kejadian hari ini.
memang hanya soal jadwal ujian sidang yang diundur, cuma itu.

Aku memulai hari ini dengan baik-baik saja, lalu berangkatlah ke kampus, niatnya hanya untuk ketemu teman2 yang memang janjian ngumpul di kampus.
Sudah sampai di kampus, berbincang dengan beberapa teman, lalu ngecek2 papan pengumuman, mungkin saja ada info baru.
Dan benar saja, info jadwal sidang itu sudah berubah, tapi belum ada keterangan resmi tanggal pengundurannya.

Bergegaslah ke ruang dosen, kosong.. *dosen-dosennya pada lagi maaf2an di kampus satunya*
Tidak ada cara lain, menunggu.
Siang, itu dosen2 mulai berdatangan.
Mulailah aku bertanya pada dosen pembimbing..

'jadwalnya ganti lagi bu..?' *lagi, berarti sudah pernah ada pergantian*
'iya, soalnya yang minggu depan dosen2 pada gak bisa'
'ganti tanggal berapa bu..?'
'12-13'
'hah... tanggal segitu bu, emang yang minggu depan gak bisa diadain bu..?'
'kamu mau ujian gak pake dosen..?'
'emang dosen2 pada kemana bu..?'
'ke Bali'
'acara apa bu..?'
'liburan aja...'

Woo.. pengen mukul orang rasanya...
Kalau diingat-ingat, pengorbanan untuk semuanya sepertinya tidak sebanding dengan jawaban 'liburan' itu.

Ketika kutahu ada jadwal sidang seminggu setelah lebaran, kurelakan lebaranku kali ini demi itu, demi jadwal yang minggu terakhir puasa ternyata diundur ke dua minggu setelah lebaran.
Aku bersikeras tidak mudik, ibuku sampai memohon menyuruhku pulang ketika awal2 puasa kesehatan ayahku menurun.
Aku dilema selama puasa, setelah aku berbincang dengan kakakku dan dia memutuskan untuk mudik, aku sedikit lega berarti ada yang menjaga ayahku selama puasa.

Kekesalanku terjadi di minggu terakhir puasa, setelah kutahu jadwal itu diundur dan tiket mudik sudah tidak ada.
Tapi aku berdamai dengan keadaan, mungkin memang jalannya begitu.

Tapi untuk hari ini, ketika jadwal itu diundur lagi... damn... aku benar-benar tidak rela...

Ingin aku teriak pada mereka yang akan 'liburan' itu, bagaimana sedihnya lebaran tanpa keluarga, bagaimana rasanya mengambil pilihan yang ternyata bukan pilihan.
Bagaimana aku menangis tertahan ketika ibuku mengatakan 'pulanglah, siapa tahu lebaran ini terakhir kamu mencium tangan ayahmu..'
Anak mana yang tidak merasa durhaka ketika menjawab 'ibu, aku tidak pulang lebaran ini', tahukah kalian yang akan 'liburan', betapa panjangnya doaku pada malam itu.

Ketika kutanya kepada petugas TU
'pak jadwal ujian bisa dpilih gak..?'
'gak bisa mas, tergantung dosennya dan biasanya keluar sehari sebelum ujian..'
'kalo aku minta tanggal 13 boleh gak pak..?'
'ndak bisa mas, itu ketentuan'
'Abangku nikah e pak, mbok dicariin solusinya, kan bapak yang ngatur jadwal dosen dan penetapan dosennya..'
'solusinya ya milih ngadirin pernikahan apa mau ujian...'
'Sigh...'
*apa pak, sini keluar biar kupotong lidahmu itu, omonganmu tidak mencerminkan betapa tua dan pengalamannya kau mengurus yang beginian.*

Beneran, untung emosiku masih bertahan di kadar normal, kalau tidak sudah kumaki-maki itu si bapak.
Tanggal 12-13, itu tanggal biasa memang, tapi dimundurkan sehari lagi, itu tanggal bersejarah buat keluarga kami.
Abangku akan menikah hari itu dan aku disuruh memilih lagi.. *sigh*

Dan untuk sebuah 'liburan', aku benar2 tidak ikhlas.

BRENGKES...PRETKAM...

*ujung2nya blog ini yang jadi tempat sampah*

Telusuri Jejak..
Category:   12 Comments
Enzo

'Kalah balapan itu tidak memalukan, yang memalukan adalah tidak ikut balapan karena takut kalah'

Enzo merasa hidupnya sudah tidak lama lagi
Dengan tubuhnya yang sudah mulai menua dan cedera panggul yang dideritanya, Enzo sudah bersiap menjemput kematiannya.
Pada malam sakratul mautnya, Enzo menghimpun kembali kenangannya, mengingat kembali semua yang telah dia alami bersama Keluarga Denny.

Denny yang membuatnya menemukan dunia baru, kehidupan baru dan keluarga baru.
Melalui denny, Enzo mengerti tentang hidup. Seperti halnya balapan yang tidak hanya soal menang kalah.
Enzo mengenal Denny sama seperti Denny mengerti tentang Enzo.
Denny menemukan Enzo di sebuah peternakan dan membawanya pulang untuk tinggal bersamanya.
Enzolah yang ada di samping Denny ketika dia berkenalan dengan Eve sampai akhirnya menikah dan punya anak yang bernama Zoe.

Enzolah yang selalu jadi tempat curhat Denny tentang mimpi-mimpinya, tentang kehidupannya, tentang obsesinya di arena balap.

Ada kalanya Enzo merasa cemburu terhadap Eve, yang lebih sering diperhatikan denny tapi itu tidak mengurangi kedekatannya dengan denny.
Enzo mengerti, dia tidak perlu dibandingkan dengan Eve karena wanita itu mencintai denny. yang dia lakukan adalah mencoba untuk dicintai wanita itu dan dia berhasil.

Enzolah yang ada disamping wanita itu ketika dia sedang melahirkan Zoe. Sewaktu denny sedang mencoba merintis karirnya dan tidak berada di rumah.

Enzolah tempat curhat wanita itu ketika penyakit kanker mulai menyerangnya dan tetap tersenyum untuk mendukung denny saat balapan.

Enzolah yang diminta wanita itu untuk menemaninya di rumah orangtuanya ketika dia merasa ajalnya sudah dekat dan dia tidak mau Denny melihatnya dalam keadaan sekarat.

Enzolah yang menemani Denny melewati ujian-ujian setelah kematian istrinya.
Termasuk memperebutkan hak asuh zoe dari mertua denny dan membebaskan denny dari tuduhan pemerkosaan.

Enzo yang hanya bisa diam melihat semua ketidakadilan yang terjadi pada denny, yang tidak bisa berbuat apa-apa ketika zoe begitu merindukan ayahnya.

Enzo hanya bisa menyalak, mengibas-ngibaskan ekornya dan menatap tajam keadaan sekitarnya tanpa bisa berkata-kata. Karena dia ras tersier, berkaki empat dan menggonggong.
Enzo adalah seekor anjing..

Enzo mempelajari apa saja untuk menjadi manusia mulia dan sukses, gemar menonton televisi dan berpikiran seperti manusia, karena dia percaya di kehidupan selanjutnya, dirinya akan bereinkarnasi menjadi seorang manusia.

Sebuah novel yang dibingkai dari sudut pandang yang tidak biasa, Tentang cinta, keluarga, kesetiaan dan harapan.
perjuangan pihak ketiga untuk melihat betapa rumitnya kehidupan manusia.
Ceritanya dikemas sangat baik, Penulis membuat seolah-olah pembaca adalah Enzo itu sendiri.
Gareth Stein si penulis sukses membuat novel ini menjadi sebuah cerita yang sangat menyentuh, menginspirasi pembaca untuk tidak menyerah dalam menghadapi masalah hidup.

'Jangan pernah berhenti sebelum bendera kotak-kotak dikibarkan'

Sosok Denny digambarkan begitu tegar, seorang pria yang percaya akan sebuah arti kesetiaan.
Apa yang ada di depanmu, itulah yang harus kau hadapi. Jangan menghindar atau lari.
Denny adalah seorang juara, tidak saja di arena balap tapi juga dalam kehidupannya.

Benang merah novel ini ada pada sosok Enzo.
Kata-kata yang banyak mengandung filosofi dan pengetahuan tentang balap membuat novel ini layak untuk dikoleksi
Novel setebal 408 halaman ini mengalir sangat pas hingga terasa begitu renyah untuk dibaca.
Setelah halaman 70, tidak ada kata lain selain harus menyelesaikan novel ini.

Judul : The Art of Racing in the Rain Enzo
Penulis : Gareth Stein
Penerbit : Serambi
Cetakan April 2009

Telusuri Jejak..
Yogyakarta Hari Ini

Pulang ke kotamu..
Ada setangkup haru dalam rindu...
Masih seperti dulu..
Tiap sudut menyapaku bersahabat..
Penuh Selaksa Makna..
Terhanyut aku akan nostalgia..
Saat kita sering luangkan waktu..
Nikmati bersama suasana Yogya..

Kebangetan jika ada yang tidak tahu lagu itu, kalaupun tidak hapal liriknya, paling tidak, ingat nadanya atau parah-parahnya, tahu lagunya..
Lagu yang sangat populer di era 90-an, yang dinyanyikan oleh KLA Project.
Aku teringat lagu itu, gara-gara Yogyakarta hari ini.

Yogya kota pelajar, kota kebudayaan, kota seniman, sering juga disebut Indonesia kecil karena hampir semua suku ada disini.
Mau cari orang Aceh sampai Papua , ada di Yogya.
Terlalu banyak cerita di Yogya, bukan hanya untukku tapi mungkin untuk semua orang yang pernah bersentuhan dengan Yogyakarta.
Aku mengenang semuanya, gara-gara Yogyakarta hari ini.

Mungkin banyak yang bertanya, ada apa dengan Yogya hari ini..
Sebetulnya Yogya baik-baik saja, aman, tentram, damai, hanya macet.

Yup Yogya macet hari ini, jalanan Yogya seharian ini dipenuhi kotak-kotak besi yang tumpah ruah seperti ikan kaleng.
Macet mungkin hal yang biasa di Jakarta, tapi di Yogya... buatku ini kejadian luar biasa..

Selama aku tinggal di Yogya, Baru sekarang kejadian macet gak karu-karuan ini terjadi.
Aku tidak tahu apakah ini efek lebaran, hingga orang-orang menyempatkan diri berlibur bersama keluarga ke kota ini, apalagi yang tinggal tidak jauh dari Yogya.
Ataukah gara-gara arus mudik dan arus balik hingga Yogya menjadi jalan lintas orang-orang yang sedang pulang kampung.
Atau Yogya memang seperti ini kalau libur lebaran, mungkin cuma aku yang berlebihan menanggapinya, maklumlah ini pertama kalinya aku berlebaran disini.

Biasanya kalau ada kejadian macet di Yogya, pasti ada sesuatu, kalau tidak tabrakan, orang kecelakaan mungkin juga razia polisi.
Tapi serius, tanpa kejadian di atas, Yogya benar-benar macet hari ini.

Terkesan berlebihan..? entahlah.. tapi Yogya benar-benar macet hari ini, sebetulnya sudah beberapa hari ini, sejak libur lebaran.
Beberapa teman yang tinggal di Yogya bahkan sudah dari kemarin menulis di status fb tentang macet Yogya.
Tapi aku baru merasakannya hari ini.
*kalimat ini sudah kuulang berapa kali ya..* :D

Dimulai dari aku keluar dari kos, ke jalan besar yang menghubungkan Yogya-Solo.
Woo... aku langsung disambut antrian kotak-kotak besi yang berderet rapi, untunglah aku pakai kuda besi, jadi bisa nyelip-nyelip.
Tapi tetap ini mengherankan, jalan disini biasanya santai-santai, sekarang malah harus seperti belut, meliuk-liuk mencari jalan.

Ingin kuurungkan niatku dan kembali ke kos, tapi mengingat tujuanku keluar memang membeli sesuatu yang penting, jadi terpaksalah aku mengikut dengan kemacetan itu.
Sudah kutabalkan di kepalaku, sudah kupasrahkan dalam hatiku, terserahlah ini mau makan waktu berapa lama tapi aku harus sampai kesitu, ke pusat kemacetan itu... Malioboro.

Dan terbukti memang lama sampainya, yang biasanya cuma 15-20 menit sekarang 1 jam lebih.
Banyaknya kotak besi, pengalihan jalan dan wisatawan yang entah dari mana-mana menambah acara macet hari ini.

Jangan ditanya seperti apa rupa Malioboro hari ini.
Kacau balau... rame.. seperti pasar.
Aku geleng-geleng kepala ketika memarkir kuda besiku dan melihat manusia-manusia yang ada disana.
Malioboro benar-benar punya magis... :D

Aku bahkan sampai bingung mau jalan kemana, setelah barang kudapat, aku memilih duduk di trotoar dan mengamati orang-orang yang berseliweran.
Menikmati melihat kotak-kotak besi itu berjalan seperti keong, yang anehnya tetap tertib tanpa banyak suara klakson, tidak ada yang terburu-buru, bahkan si bapak polisi mengatur lalu lintas sambil bermain sms, canggih.. :)

Iseng-iseng kuperhatikan kotak-kotak besi itu, tidak tahu kenapa setiap ada yang lewat, aku melihat plat nomornya.
B, AD, H, L, F, W, KB, BM, BG, K, E dan banyak lagi.
Yang pasti ada plat AB karena jelas ini di Yogya.
Kebanyakan memenuhi warung-warung makanan dan pusat-pusat perbelanjaan.
Selebihnya... menyebar ke seluruh penjuru kota ini.

Kamu memang kota yang tak terlupakan, bahkan orang-orang ini rela menempuh perjalanan jauh hanya untuk makan di warung-warungmu dan menghabiskan uangnya di lapak-lapakmu, antri menikmati macetnya suasana, menghabiskan waktu berjam-jam dari rumahnya yang puluhan, ratusan bahkan ribuan kilometer itu hanya demi sebuah cerita dan senyumanmu


Yogya.. Yogya...

Telusuri Jejak..
Lebaran Ini

Lebaran ini
Aku teringat Ayahku, mendengar suaranya saat menjadi imam di rumah, dan teriakannya membangunkan sahur..
Aku teringat Ibuku, mendengar suaranya mengaji tengah malam, dan masakannya setiap berbuka..
Aku teringat kampungku, desa yang telah menjadi kota dengan hiruk pikuk tetangga dan celotehan teman-teman lama..
Aku teringat suasananya, saling bersilaturahmi, bercerita tentang apa saja melepas rindu bersama keluarga..

Lebaran ini..
Aku tertinggal disini, ditemani sunyi dan senyapnya kota ini..
Gema takbir memang berkumandang, tapi tidak terasa untukku..
Setengah hatiku berada disini, setengahnya lagi berkelana ke kampung halamanku..
Ya robb, aku bersedih untuk bagian itu..

Lebaran ini..
Pertama kali aku tidak mencium tangan kedua orangtuaku..
Hanya mendengar suara mereka melalui telepon, cuma itu..
Aku tidak ingin berfoto baju lebaran, lalu ku upload di jejaring untuk mendapat komen dari teman2ku..
Aku ingin sendiri, memaknai idul fitri..

Jika artinya idul fitri adalah menemukan fitrah..
Aku ingin fitrahku sebagai manusia, dihadapanmu ya robb..
Jika ini adalah caraMu untuk menghancurkan diriku sebelum mensucikan hatiku, aku ikhlas ya Allah..
Jika ini caraMu untuk memojokkanku supaya aku selalu ingat padaMu, aku rela ya Allah..

Akan kutanggalkan semua kotoran di hatiku..
Fitrahku bukan namaku, bukan jabatanku, bukan kekayaanku..
Terserah mereka membuat open house atau apalah namanya, untuk menunjukkan kebesarannya sebagai manusia..
Aku akan menutup pintu rumahku di idul fitri ini, hanya ada Engkau dan aku ya robb..

Aku tidak mau ya Allah kalau idul fitri ini hanya jadi pembalasan dendam untuk ramadhanku..
Aku tidak ingin, setelah idul fitri ini aku masih jadi orang yang lupa padaMu..
Aku tidak akan memaafkan diriku, kalau aku masih menganggap idul fitri ini hanya ritual bermaaf-maafan dan ajang temu kangen..
Aku ingin ramadhan sepanjang hidupku, hingga kelak aku berhari raya di surgaMu..

Telusuri Jejak..
Category:   10 Comments
Tag Judul Buku

Lagi asyik2 blogwalking, mampirlah ke tempat itu *sebetulnya sih sengaja memampirkan diri kesitu*.
Ternyata ada postingan tentang tag buku.
Kebetulan lagi gak ada kerjaan, ya udah aku memberanikan diri *cih.. bahasanya..* :)) untuk ikut mengerjakan PR.

Inilah versiku..

1. Describe yourself : sang pemimpi/andrea hirata (suka mengkhayal)

2. How do you feel : out/Natsuo Kirino (pengen keluar dari sesuatu yang aku sendiri gak tau itu apa..)

3. Describe where you currently live : Negeri bahagia/Dominique Lapierre (yup, bahagia dengan dinamika hidup)

4. If you could go anywhere, where would you go : belok kanan, barcelona/Adhitya Mulya, Ninit Yunita, alaya setya, iman hidajat (bagus aja judulnya, tapi Barcelona kayaknya menggoda juga.. hehehe)

5. Your favorite form of transportation : gone with the wind/Margaret Mitchell (asyik kali, berlalu bersama angin)

6. Your best friend are : bidadari-bidadari surga/tere liye (ada gak ya..? ngayal) :D

7. You and your friends are : The Space Between Us/Thrity Umrigar (haha, yup lagi jaga jarak, pengen sendiri)

8. What's the weather like : snow/orphan phamuk (beku, lebih ke perasaan kayaknya) :)

9. You fear : The Voices of Demon/Lori Schiller & Amanda Bennett (gak bisa bayangin)

10. What is the best advice you have to give : merdeka atau mati/isman suryaman (artiin aja secara luas)

11. Thought for the day : thank you for smoking/christopher buckley (hahaha, no comment)

12. How would I like to die : Di Atas Sajadah Cinta/ Habibburrahman El Shirazy (cuma kepikiran ini..)

13. My soul's present condition : into the wild/ Jon Krakauer (pengen ke gunung, nyari inspirasi)


Udah habis tho...?
Yo weslah, segitu aja...

Sedikit banget ni postingan, dasar gak niat.. :))
Mari sahur... :D

Telusuri Jejak..
Fluktuatif

Fluktuatif adalah kondisi naik turun.
Kata itu banyak dipakai di ekonomi, khususnya hal2 berbau saham dan nilai tukar.
Aku ingin memakai kata ini untuk bercerita. :)
Sebetulnya fluktuatif itu bahasa kerennya, kalau bahasa ndesonya, fluktuatif berbanding lurus dengan labil.. hehehe
Apa yang terjadi sebulan ini mungkin buatku adalah masa2 fluktuatif.
Baik itu mengenai keimanan, keuangan, kesehatan ataupun hal-hal lain.

Dimulai ketika aku mengejar kereta terakhirku, dan alhamdulillah sudah kelihatan tujuannya, walaupun masih ada satu stasiun lagi yang harus dilewati.
Kutinggalkan gubuk ini, dengan harapan aku fokus ke hal pertama tadi yaitu mengejar keretaku.
Tapi apa mau dikata, fluktuatif itu terjadi lagi.
Memang gubuk ini tak pernah kusinggahi, tapi malah rumah yang lain yang tiap hari aku buka.
Lalu sempat2nya ngekos di komplek itu dan masih betah sampai sekarang disitu. *dasar remaja labil*. :D

Lain lagi cerita tentang ramadhan tahun ini, aku hanya bisa bilang 'aku tidak merasakan apa-apa'.
Datar saja, bahkan cenderung menurun.
Tingkat keimanan yang kubangun terasa tidak berarti apa2.
Yang artinya, aku hanya puasa *tidak makan, tidak minum dan tidak melakukan hal yang membatalkan puasa*.
Tapi jujur, kalo dikondisikan dengan fluktuatif, ramadhan ini aku berada di titik terendah.
Sholatku bolehlah bertambah rajin tapi yang lain, oh.. aku benar2 menurun.

Makin sering berprasangka buruk, lebih mudah tersinggung, lebih banyak ngomongin orang, lebih malas, jarang mandi, malas baca, malas nulis, makin jarang bersilaturahim dengan teman dan saudara serta malas minta maaf kalau salah.
*semuanya ada contoh kasusnya, tapi saya lagi malas nulis..* :P

Harusnya ramadhan adalah bulan untuk meningkatkan keimananku, tapi aku merasa ini seperti bulan yang lain.
Banyaknya orang yang berubah jadi alim, munculnya ustad2 karbitan sampai membanjirnya album2 religi membuatku gerah melihat ramadhan ini.

Bahkan aku sempat menulis status di buku muka tentang ramadhan :
'hey.. ramadhan ini bukan tren.. bukan pasar jual-beli.. sebelum ramadhan kemana aja...!!! nanti setelah ramadhan mau jadi apa lagi..???'

Bukan ingin menghakimi, atau sok2an, tapi jujur itulah yang kurasakan.

Kembali lagi ke soal fluktuatif a.k.a labil
Aku hanya berharap semoga ramadhan tersisa dan setelah ramadhan, aku bangkit dari titik nadir ini dan perlahan memperbaiki semuanya.

Pertama yang ingin kulakukan adalah kembali mengurus gubuk ini. :)


*maaf, postingan ini murni curhat saya sebagai remaja labil...* :D

Telusuri Jejak..
Category:   19 Comments
Never Say Never

Tujuan sudah kelihatan, walaupun bukan stasiun terakhir, tapi itu stasiun yang ingin kudatangi sejak lama..
Keretaku sebentar lagi mau nyampe, cuma mampir sebentar di stasiun kecil, sekedar istirahat dan jalan2.
Senang mampir ke rumah lagi, walaupun hanya untuk mengistirahatkan badan, sebelum berlari lagi mengejar kereta.
Hanya ingin menyapa..






Apa kabar...?


*aku menulis tepat di saat gempa di jogja..*
*Out*

Telusuri Jejak..
Category: , , ,   7 Comments
Ewot, Puisi Dan Kereta Terakhir

Dapat ewot lagi nih..
Dari blog yang baru kutahu ternyata orang jogja.
*Ya ampun mbok kalo masih satu kota gitu kan diantar sendiri ra po2 tho mbak.. hehehe

Makasih buat mbak Tisti Rabbani buat ewotnya. *iki daun opo lope2 tho mbak.. :)

Sekali lagi, dan berkali-kali lagi.
Ewotnya pasti mentok disini, jadi kalau mau silakan pas mampir disini sekalian bawa pulang.

Baiklah, karena aku tidak begitu bagus bernyanyi dan aku tidak tahu mau ngasih apa buat mbak Tisti, maka lebih memungkinkan kalau aku meracau tidak jelas.. hehehe
Sebuah puisi, dari hasil merenung di genteng... *kamar mandi selalu penuh.. :)


Untukmu yang berbahasa kalbu
Aku hanya ingin bicara tentang hati
Sebuah cerita tentang diriku
Seperti biasanya

Untukmu sang pemilik cinta
Kata-kata adalah doa
Pelajaran pertama tentang hidup adalah mati
Seperti melihat matahari

Untukmu teman sehati
Datang dan pergi adalah hidup
Berjalan dengan alur yang berirama
Seperti roda kehidupan

Untukmu penulis garis tangan
Masa lalu adalah kenangan
Masa depan adalah bayangan
Seperti aku yang berdiri d masa sekarang


Tidak terlalu buruk bukan.. :D
*Kalo ada yang bilang jelek, selamat anda mengerti puisi, aku aja yang nulis ndak ngerti.. hahaha

Sukses buat KBO3..
Dan selamat berpuasa buat saudara2ku yang muslim.
Mau ngejar kereta masa depan dulu, sudah mepet..
Pas gubuk reot ini ditinggal, tolong dilihatin ya, siapa tau ada yang mau nyolong atau nyampah.. hehehe

Akhir kata 'jangan tanya kemana aku pergi, tanya kapan aku kembali..'
hahaha.. narsis dotcom.

Telusuri Jejak..
Karena Dia Ada

leave nothing but footprints
take nothing but picture
kill nothing but time

Sekitar pertengahan 2005, ketika nongkrong dengan teman2 SMA yang sama2 mengadu nasib di kota pelajar.
Seorang teman bercerita tentang merapi, dan reaksi alami anak muda waktu itu adalah mencoba.

Berlima, tanpa pengalaman sama sekali, hanya bermodal nekad dan cerita dari seorang teman yang baru mendapat cerita dari temannya tentang merapi.
Berangkatlah lima orang sok jagoan untuk mendaki merapi, tanpa persiapan yang matang dan logistik yang memadai.
Yang paling banyak dibawa adalah rokok dan air api.
Dan terbukti, lima orang sok jagoan sudah kehabisan bekal di tengah2 perjalanan, hanya tekad yang masih ada.
Berkat bantuan tuhan, ternyata lima orang sok jagoan itu berhasil ke puncak.
Tertawa puas di puncak garuda..
Merapi, agustus 2005 *ketika itu puncak garuda masih utuh, belum hancur kena gempa.

it's not the mountain we conquer, but ourselves - Sir Edmund Hillary

Ketika sedang ngumpul di kampus, teman2 merencanakan untuk mendaki merapi, merayakan kemerdekaan di atas sana.
Teman2 mengajak, aku bergeming.
Dua tahun sudah lewat, cerita tentang merapi bahkan sudah terlupakan.
Sedikitpun sudah tidak ada niat naik gunung lagi, cukup sekali.
Seorang teman berkata 'lihatlah gunung itu kawan, setiap hari kita lihat dari bawah sini. Apa kau tidak ingin melihat apa yang dilihat oleh gunung itu.'

Degghhh....










Dan inilah aku, yang kembali lagi ke merapi dengan persiapan yang lebih baik.
Kembali tertawa puas di puncak garuda.
Merapi 17 agustus 2007 *puncak garuda sudah berubah, terkena gempa tahun 2006.

Setahun lewat, merapi membuatku jadi sangat betah untuk kembali lagi mendaki gunung. Ada sesuatu yang menarikku untuk kembali naik.
Dari Merbabu sampai Sindoro, Dari lawu sampai Gede-Pangrango, kunaiki hanya untuk sebuah kenikmatan.
Melihat edelweis tumbuh, bunga abadi yang sayangnya banyak dipaksa pindah tempat oleh orang2 yang merasa bunga itu lebih pantas di rumah pacarnya.
Gunung menjadi candu, selalu membawa cerita hidup.

Teman2 mengajak naik gunung lagi, tapi bukan merapi.
Gunung yang berbeda, lebih tinggi dan lebih jauh lokasinya.
Tanpa berpikir, langsung ikut.
perjalanan hampir 10 jam naik motor melewati banyak kota dan berbagai kejadian selama perjalanan.


Kembali lagi aku ke puncak, gunung tertinggi di jawa tengah dan kedua di jawa.
Menyenangkan ketika kau berdiri di puncak dan awan ada di bawahmu, memandang keajaiban tuhan.
Merayakan kemerdekaan di atas sana.

*ada cerita seru ketika perjalan pulang, dari 7 motor yang ikut pulang, semuanya kena musibah. Enam motor bocor ban dan satu motor jatuh terselip di lubang, untung tidak apa2. Motor terakhir yg kena musibah kebetulan aku yang bawa. Sedang menunggu tambal ban, seorang teman nyeletuk.. 'mungkin kita lupa berdoa kali pas kita pulang, ayo kita berdoa dulu.' Dan percaya atau tidak, setelah itu semua mulus sampai tujuan pulang.
Slamet, 17 agustus 2008

Baru saja aku kembali dari gunung gede awal juni lalu.
Seorang teman bilang.. '17 belasan di semeru gimana..? mau..?'
Seperti sebuah iklan provider kartu hp.

Menggoda.. jelas sangat menggoda.
Bagaimanapun, semeru sebuah mistis buatku.
Setiap orang yang pernah naik dan bercerita tentang semeru selalu membuatku cemburu.
Aku ingin melihat memorial Soe Hok Gie dan Idhan Lubis, menulis di atas danau Ranu Kumbolo, melewati Tanjakan Cinta dan berfoto dengan latar letusan Mahameru.

Tapi sayang, kali ini aku harus berkata tidak.
Aku harus berlomba dengan kenyataan.
Masa depanku sudah lama kuabaikan, dan ini harus diprioritaskan.

Semeru, mungkin tidak sekarang aku datang.
Tapi pasti aku akan datang, tertawa puas di puncak mahameru.
agustus 2009.


Mendaki melintas bukit
Berjalan letih menahan menahan berat beban
Bertahan didalam dingin
Berselimut kabut Ranu Kumbolo

Menatap jalan setapak
Bertanya-tanya sampai kapankah berakhir
Mereguk nikmat coklat susu
Menjalin persahabatan dalam hangatnya tenda

Bersama sahabat mencari damai
Mengasah pribadi mengukir cinta

Mahameru berikan damainya
Didalam beku Arcapada
Mahameru sebuah legenda tersisa
Puncak abadi para dewa

Masihkah terbersit asa
Anak cucuku mencumbui pasirnya
Disana nyalimu teruji
Oleh ganas cengkraman hutan rimba

Bersama sahabat mencari damai
Mengasah pribadi mengukir cinta

Mahameru berikan damainya
Didalam beku Arcapada
Mahameru sampaikan sejuk embun hati
Mahameru basahi jiwaku yang kering
Mahameru sadarkan angkuhnya manusia
Puncak abadi para dewa

Mahameru-Dewa 19

Telusuri Jejak..
Thank You For Smoking

Jangan langsung menjudge judul diatas.
Aku nonton ini sudah hampir dua minggu yang lalu, dan sepanjang film kata2 yang paling sering keluar dari mulutku adalah 'wow', 'hah' dengan ekspresi muka mesem2 diselingi senyum2 gak jelas dan akhirnya yang mendominasi adalah ketawa.

Yup, ini film komedi.
tapi jika kalian mengharap adegan2 slaptik, sorry 'ini bukan film yang kalian cari'.

Film ini bercerita tentang seorang lobbyist atau jubir dari sebuah industri rokok yang bernama Nick Naylor.
Jadi si Nick ini adalah seorang argumentator yang sangat hebat dan dijuluki 'the devil' karena tempatnya bekerja adalah industri yang paling banyak membunuh manusia.
Bahkan ketika dia bilang kadal itu adalah bayi komodo, maka hampir dipastikan 99% yang mendengarkan argumennya akan percaya.

Adegan pertama film langsung menyuguhkan bagaimana argumen nick pada sebuah acara talk show dengan bocah penderita kanker gara2 rokok.
Begitu pintarnya si nick berargumen, hingga si anak malah bersimpati pada rokok.
Nick, ketika di acara talk show mengatakan kalau perusahaannya akan mendonasikan 50 juta US sebagai bentuk dukungan agar anak2 di bawah umur tidak merokok dan itu membuat bosnya yang bernama BR kelabakan dan berpikir itu ide yang gila.
Tapi Nick menyakinkan bosnya dan mengusulkan untuk menggunakan bintang film dalam mempromosikan rokok.
Dimulailah petualangan Nick ke hollywood untuk melobi manajemen artis dan semua dana ditanggulangi oleh seorang milyader yang bernama captain.

Di film ini juga diceritakan sisi lain seorang Nick Naylor, bagaimana dia mendidik anaknya dan mengajak anaknya ikut ke holiwood dalam proses kerjanya..
Di samping itu Nick juga punya dua orang 'teman' yang rutin bertemu untuk sekedar makan malam dan mengobrol. Trio ini bernama 'Merchant of Death' squad atau disingkat MOD squad. Yang satu adalah jubir perusahaan minuman anggur dan satunya adalah jubir dari perusahaan senjata api. Benar2 partner in crime.. :D

Begitu hebatnya Nick dalam berargumen hingga membuat banyak orang yang merasa kepentingannya terganggu. Dalam sebuah acara talk show, Nick menerima telepon ancaman dari seseorang yang tidak suka atas kelakuan Nick.
Dan terbukti ketika Nick diculik dalam van dan diberi begitu banyak nikotin hingga Nick koma, tapi justru hal itu malah membuat Nick menjadi semakin terkenal.

Nick akhirnya kalah oleh seorang reporter wanita.
Bukan kalah oleh argumen, tapi karena begitu terpesonanya Nick pada si reporter hingga akhirnya Nick membuka begitu banyak rahasia hidupnya, motivasinya menjadi jubir di tobacco industry hingga relasinya dengan MOD squad.
Tentu saja semuanya off the rocord dan tempatnya dimana saja.. :))

Yang tidak disadari Nick adalah dia baru saja menggali kuburannya.
Ketika suatu pagi dia membaca koran, begitu terkejutnya dia mengetahui fotonya ada di halaman utama dan semua pembicaraannya ditulis di koran.
Semua argumennya ditulis oleh si reporter.
Dia kehilangan pekerjaannya, MOD squad terendus oleh media, gagalnya kerjasama dengan artis hollywood. Nick depresi..

Tapi berkat anaknya akhirnya Nick bangkit lagi dan mengembalikan reputasinya sebagai argumentator.

Ya, ini memang film tentang bagaimana seseorang begitu ngotot berargumen untuk menentang cara pandang orang tentang rokok.
Inti dari film ini adalah kekuatan argumennya, kalau aku bilang sih ini drama-komedi satir. *halah apa lagi ini istilah.. hehehe
Setelah film ini aku baru tahu tentang perbedaan argumen dan negosiasi, jadi Nick bukan seorang negosiator, Nick seorang argumentator.
Istilah anak gaulnya adalah 'tukang ngeles'. hahaha
Tapi Nick ngelesnya dengan sangat elegan, hingga lawan bicaranya biasanya kehabisan kata2.

Banyak pelajaran yang kuambil dari film ini, satu qoute yang paling kusukai di film ini adalah

'aku tidak perlu membuktikan argumenku. Aku hanya perlu membuktikan kalau argumenmu salah, dan jika kau salah otomatis aku di pihak yang benar. apakah argumenku benar atau salah itu sudah tidak penting lagi'.
*diterjemahkan dari bahasa inggris dengan semena-mena.. maklum teksnya inggris. haha

Atau ketika Nick sedang berhadapan dengan senat untuk mengemukakan argumennya tentang perlunya gambar tengkorak dipasang di bungkus rokok.

'Aku tidak mengerti maksud dari gambar itu pak, jika kau mengatakan itu sebagai gambar tanda bahaya, maka harusnya itu lebih bagus ditempel di kenderaan karena jelas sekali kenderaan lebih banyak menyumbang kematian di negeri ini.
Senator menyela dan mengatakan kalau itu adalah kecelakaan, dan mencoba mengalihkan dengan statistik. Nick dengan luwes menjawab..
Kalau mau berbicara statistik, kolestrol adalah pembunuh nomor satu dan itu dari makanan yang berbahan keju, kenapa keju tidak ditempeli...?'
huahaha keren ngelesnya.. *masih dengan terjemahan yang semena-mena.

Atau ketika ada seorang anak kecil mengatakan pada Nick kalau merokok bisa membunuh..
'siapa yang mengatakannya padamu..'
'ibuku..'
'apakah ibumu dokter..?'
'bukan..'
'ahli kesehatan..?'
'bukan..'
'sepertinya ibumu bukan ahli rokok..'
'enghhh'
'kau percaya ibumu..?'
'tentu saja..'
'bagaimana kalau ibumu melarang kau makan coklat, apa kau mau..?'
'tentu tidak, aku suka coklat..'
'berarti kau tidak percaya ibumu..'
'enghhh..'
'Kalau kau begitu mempertahankan coklat, kenapa rokok tidak..?'
huahahaha, asli aku ketawa kadang senyum2 sediri.. *masih diterjemahkan dari bahasa inggris dengan bahasa yang semena-mena..

Atau ketika si senator yang sudah kehabisan argumen, menyerang nick dan berkata
'Kau selalu mengatakan pada kami bagaimana membesarkan anak, maka kau kutanya apakah kau memperbolehkan anakmu merokok..?'
'tentu tidak, dia belum 18 tahun dan UU melarang anak di bawah umur untuk merokok..'
'Ketika dia ulang tahun ke-18, apakah kau akan memberikannya rokok..?'
Nick berpikir sejenak.. lalu bilang..
'Jika dia memintanya, aku akan memberikan satu pack sebagai hadiah..'
*still semena-mena terjemahannya.. :)

Film ini bukan menyuruh orang untuk merokok.
Film ini justru menyentil orang2 yang skeptis tentang rokok.
Ngomong berkoar2 tentang bahaya rokok tapi ketika dilihat kenyataan justru pendapatan negara banyak datang dari rokok.
Acara2 besar malah disponsori perusahaan rokok.
Film ini tentang sebuah pilihan.

Oh ada satu lagi perkataan nick yang maknyus banget, ketika dia ditanya dampak rokok terhadap anak2.

'Tugas kitalah sebagai orang tua untuk mengajarkan dan memberi tahu tentang semua hal2 di sekitar anak2 kita, termasuk rokok. Hingga nanti ketika mereka sudah bisa memilih, mereka tahu apa yang terbaik buat mereka'. *kalo yang ini aku buka kamus.. :D

Thank You For Smoking Dirilis pada tahun 2006.
Diambil dari buku kotroversial dengan judul yang sama karangan Christopher Buckley.
Bukunya sendiri pertama terbit pada tahun 1994 dan di cetak ulang tahun 2008.

'pa berhentilah merokok, gak baik buat kesehatan..'
'berapa lama kita menikah bu..?'
'10 tahun..'
'apakah aku suami yang baik..?'
'kau adalah suami terbaik buatku..'
'apakah kau bahagia..?'
'tentu saja pa..'
'cuma kau dan rokok yang menjadi kebahagiaanku. apakah kau akan tega merebut kebahagiaanku..?'
'arrggh...'


nb: yang diatas gak usah dipraktekkan, atau kalo gak silakan diterjemahkan ke bahasa inggris.. huahahaha

Telusuri Jejak..
Related Posts with Thumbnails