Archives

Hope

Kenapa Indonesia gak maju2, kenapa Indonesia gak berubah2, kenapa Indonesia begini.. begitu.. | Karena lo banyakan nanya, dan gak ngelakuin sesuatu.

Scene 1 'Majority'.
Secara garis besar dalam scene ini adalah testimonial 2 orang dari 2 partai berbeda, Golkar dan PKS
Si bapak 'Golkar', menyatakan bahwa hidup sebelum reformasi lebih enak, memang utang kita banyak tapi hasilnya terlihat dari pembangunan kita.
Si Anak muda 'PKS', menyatakan sudah waktunya ada reformasi, 32 tahun dan hasilnya kita tetap bodoh.
Satu yang mereka sepakat, mereka membela partainya sampai mati.

Scene 2 'Minority'
Scene ini adalah refleksi minoritas yang ternyata memberi nama yang harum buat bangsa ini.
Bagaimana perjuangan barongsai pimpinan Kong Ha Hong untuk membawa barongsai jadi sebuah hiburan,olahraga,kesenian yang diterima masyarakat Indonesia.
Berat pastinya, seberat anggapan masyarakat ketika melihat masyarakat minoritas di negara ini. Tapi tidak butuh waktu lama, setelah diterima di negara ini, barongsai pimpinannya menjadi juara dunia. membawa nama Indonesia.

Scene 3 'To Die For'
Klimaks film ini ada disini, Panji dan Otonk 'Koil' silih berganti memberi testimoni tentang 'hope'
Panji yang 'jujur' bercerita tentang lagu 'kami tidak takut', pesannya ketika berada di Tangkuban perahu, menikmati keindahan negeri ini di beberapa tempat di Indonesia.
Sedangkan Otonk 'satir' bercerita tentang ketidakpeduliannya terhadap negeri ini, harapannya ke depan buat bangsa ini walaupun dalam bahasa yang bias.
Diselingi beberapa adegan seperti kerusuhan 98, priok, di gedung DPR, serta testimoni dari beberapa orang.

Pesan film ini simpel
Jangan tanya apa yang udah negara ini lakuin buat lo, tanya apa yang udah lo lakuin buat negara ini

******************************

Saya menikmati sekali film ini, walaupun di awal-awal terasa membingungkan buat saya, ini film apa?
Tapi karena ekspektasi saya hanya ingin menonton, dan juga sudah dikatakan kalau ini adalah film dokumenter, maka saya benar-benar jadi penonton. Membuat diri saya santai, terserah alur film ini membawa saya kemana tanpa interupsi dari pikiran saya.

Ada 2 jenis anak muda di dunia
yang menuntut perubahan & yang menciptakan perubahan.


Sudah sering kita dengar, kita lihat, betapa putus asanya kita terhadap negara ini.
Setiap pemilu kita selalu salah pilih, betapa kecewanya kita sebagai anak bangsa dengan pemimpin-pemimpin kita.
Selalu, jalan yang kita pilih adalah mengeluh, menyoraki, mencemooh, mencaci-maki menuntut perubahan.
Padahal banyak jalan untuk lebih baik. Tidak sedikit orang pintar di negeri ini, begitu banyak orang terampil bertebaran di sudut-sudut yang tak terjamah eksistensi.
Yang kurang adalah pemimpin, pemimpin di setiap apapun dan juga mental dijajah serta mental premanisme.
Ditambah media yang mecekoki dengan slogan 'bad news is a good news', membunuh karakter kita secara perlahan.

Menyedihkan jika melihat demo, massanya hanya 10-15 orang meneriakkan sesuatu, mengibarkan bendera-bendera organisasi yang lebih besar dari pesan yang dibawa. Siapa yang mau dengar.
Benar kita memang bangsa yang terlanjur, yang sekarang cerminan negara kita adalah 'taklid'. Mengikuti sesuatu tanpa tahu apa yang kita ikuti.
Benar kita memang bangsa yang lupa, karena tuanya umur kita hingga apa-apa di negeri ini bisa dimaafkan.
Benar kita memang bangsa yang besar, saking besarnya kita bahkan tidak sadar kalau pulau di negeri tidak cuma satu.
Tapi kita bukan bangsa yang kebablasan, 'Hope' menyentil sisi nasionalisme kita bahwa 'Sumpah pemuda aja bisa ngumpulin pemuda seluruh Indonesia tanpa internet, lalu kenapa kita gak satu visi melakukan sesuatu agar negeri ini jadi lebih baik'.

Melalui film ini kita diajak bergerak, tidak perlu muluk-muluk untuk revolusi, tapi paling tidak lakukan apa yang bisa kamu lakukan. Bicara saja tidak akan menyelesaikan apapun.
Kamu taat pajak, buang sampah pada tempatnya, hemat listrik & air, banyak hal yang bisa dilakukan, jadi berhenti menyalahkan negeri ini

'Yang gw tau hanya nulis dan nyanyi, makanya gw nyebarin lewat lagu atau tulisan' -Panji-

Ini titipan, titipan masa lalu untuk kita dan paling tidak kita punya tanggung jawab moral untuk menitipkannya ke generasi setelah kita.
Para pahlawan saja membuat kita satu dengan darah dan airmata agar kita hidup enak sekarang, tanpa pernah mencicipi nikmatnya yang namanya kemerdekaan. Masa kita cuma jadi sang pencerca ?
Mengutip kata Sabrang, 'Indonesia sekarang bukan lagi merdeka atau mati, tapi berubah atau punah'

Telusuri Jejak..
Related Posts with Thumbnails