Archives
Benar kata orang, lebaran itu lebih enak di rumah. Mau seperti apa bentuk rumahnya, home sweet home.
Mudik merupakan sebuah seni menjelang lebaran, momen sekali setahun berkumpul dengan keluarga, dengan tujuan yang khusus.
Bagaimanapun keadaannya, mudik adalah hal yang wajib bagi yang jauh dari rumahnya.
Ucapan maaf ketika mencium tangan orang-orang tercinta saat lebaran terasa khidmat, diiringi gema takbir yang membuat semuanya menjadi lebih syahdu.
Dulu waktu aku kecil, lebaran adalah baju baru, kue-kue yang banyak dan salam tempel dari keluarga.
Ditambah makanan seperti rendang, ketupat, dendeng balado, ayam gule sampai lemang. Lebaran yang seperti itu selalu ditunggu.
Berkunjung dari satu rumah ke rumah yang lain, berharap isi kantong semakin banyak. Lebaran yang menyenangkan.
Sampai sekarang, suasana itulah yang selalu ditampilkan lebaran.*tapi sekarang baju baru beli sendiri dan jatah salam tempel adalah milik ponakan-ponakan*
Dua kali aku kehilangan momen itu.
Dua kali aku berganti suasana lebaran, tahun lalu di satu tempat yang istimewa di tengah Jawa dan kali ini di Ibukota negara ini.*Mudah mudahan tidak jadi bang Toyib*
Banyak perbedaannya, tapi yang jelas satu yang sama. Dua-duanya bukan di rumah.
Rasanya..? lain, cobalah tanya pada orang yang pernah melewatkan mudik.
Setelah sholat Ied kemarin, aku ngebut dari Casablanca sampai Sudirman, melewati Kuningan terus ke Gatsu dan balik lagi ke Pancoran-Tebet.
Mungkin di hari biasa, butuh lebih setengah hari melewati rute itu.
Sempat aku pelankan laju motorku di Sudirman, dan berhenti di dekat patungnya.
Yang kupikirkan adalah, biarlah Sudirman yang menjadi orang pertama menerima jabatan tangan permintaan maafku, sayang terlalu tinggi dan aku tidak ingin berakhir seperti Naga Bonar.
Jadi bagaimana lebaranmu kali ini kawan?
Aku pernah ditanya begini, "apa makna lebaran buatmu?"
Berkumpul dan bergembira. Sesimpel itulah jawabanku.
Aku tidak pernah merasa lebaran sebagai sebuah hari kemenangan.
Lebaran adalah saat dimana kita berkumpul dan bergembira dengan orang-orang terdekat kita.
Bergembiralah bagi yang sedang berkumpul dengan orang-orang terdekatnya.
Dan buat orang-orang yang jauh dari rumahnya, karena alasan pekerjaan, kuliah, ekonomi sampai yang tidak kuat fisik, tetaplah bergembira.
Walaupun wajah tidak berhadapan, tangan tidak berjabat, biarlah hati yang bertemu.
Selamat hari raya Idul Fitri 1431 H,
Mohon maaf lahir dan batin.