Gempa, Kelas Baru Dan Batik

Ingin aku bertanya pada tuhan, apakah kita terlalu disayang hingga selalu diberi perhatian olehNya.
Atau memang kita seperti lagu Ebiet yang membuat alam bosan bersahabat dan memilih marah dengan caranya.

Pelajaran tentang bumi dan alam semesta telah terkubur di gudang buku2 SD.
Mungkin dulu kita *khususnya aku* malas memahami tentang arti 60LU-110LS dan 95-141 BT, diapit dua benua dan dua samudera.
Jantung khatulistiwa, dilewati garis equator dan berada di atas lempeng bumi.

Dari dulu mungkin kita *lagi-lagi khususnya aku* tidak detil mencermati cerita2 rakyat yang sudah terlupakan sekarang.
Beberapa kejadian, seperti Sangkuriang yang menjadi Tangkuban Perahu, Malin Kundang, Roro Jonggrang dan banyak lagi selalu diakhiri dengan peristiwa alam.
Bukankah kita begitu dekat dan bahkan sudah 'berteman' dengan kejadian2 itu, dari jaman nenek moyang kita yang katanya pelaut itu.

Kejadian gempa di Sumbar membangunkan kita lagi, bahwa alam kesal karena selalu dicurangi.
Mari kita memberi bantuan, apapun itu bentuknya sambil memikirkan lagi ke depan untuk mencoba 'berteman' lagi dengan alam.
Yang belum tahu, mulailah mengenal.
Yang paham ilmu, mulailah berbagi
Yang punya akses, mulailah menyebarkan.
Benar, bencana alam memang tidak bisa dicegah, tapi percayalah kita bisa meminimalisir dampaknya.

Ada satu hal yang membuatku sedikit miris akan kejadian gempa ini, banyaknya siaran di tv yang selalu memutar adegan yang sama, tentang tangisan yang videonya hampir 24 jam diulang terus.
Aku bukannya tidak berempati, gempa itu sudah menghancurkan semua yang mereka punya, jangan lagi menghancurkan hati keluarga2 mereka yang berada jauh dari mereka dengan selalu menampilkan gambar yang sama setiap waktu.

Jengah aku mendengar si reporter bertanya 'seperti apa rasanya waktu itu' atau 'bagaimana perasaan bapak setelah tahu keluarga bapak tertimbun di bawah reruntuhan'.
Mereka butuh bantuanmu, bukan pertanyaan yang akan membuat mereka menangis lagi.
Mereka mau bantuan, bukan simpati atau teman menangis. Bantuan yang akan membuat kepala mereka tegak, percaya mereka bisa bangkit dengan harapan dan hidup yang baru.

Lalu aku Ingin bertanya pada 'kelas baru' itu, butakah mereka dengan kenyataan di depan mereka.
Melihat mereka memamerkan jas baru keluaran loundry terkenal itu, dengan tampang sumringah bersalaman dan berbisik-bisik tentang gaji pertama mereka.

Pelantikan itu, peresmian kelas baru yang menghabiskan dana yang begitu besar, apalagi yang mau diharapkan dari mereka.
Masalah artis bokep yang mau datang kesini saja mereka ributnya setengah mati, membuat UU dan interupsi, mereka jagonya.

Duh... pekalah sedikit, coba kalian bergeser sedikit dari kursi nyaman itu dan lihat sekeliling.
Banyak orang miskin, negeri kita baru tertimpa musibah dan kalian tetap 'show must go on'...?
Terus terang buat para wakil rakyat di kelas baru itu, pesimis aku membayangkan negeri ini di tangan kalian.

Terakhir, ingin aku bertanya pada euforia ini, perlukah membuat sebuah hari khusus untuk batik.
Kemarin hampir semua memakai batik, mengikuti himbauan karena telah disahkannya batik sebagai milik negeri ini.
Pantaskah kita bereuforia dengan 'mewajibkan' satu hari khusus berbatik ria, dan memandang aneh orang yang tidak berbatik di hari itu.

Tidak punya nasionalisme, begitulah anggapan untuk yang tidak memakai batik.
Tiap orang di negeri ini pasti setuju, yang punya batik adalah kita.
Lalu nasionalisme itu akhirnya diukur dari selembar kain bernama batik...? mengherankan.
Batik adalah budaya, punya nilai sejarah yang panjang, banyak nilai hidup yang ada di kain batik.
Tidak perlu menunggu UNESCO baru memakai batik, janganlah memakai batik hanya untuk memperingati 'hari batik'.

Memang ada untungnya pengakuan itu, kita jadi lebih memperhatikan batik, yang artinya akan berdampak pada kesejahteraan pembuat batik, tapi untuk 'hari khusus itu', aku benar2 heran.

Kalau memang begitu pentingnya pengakuan dari luar sampai dibuat sebuah hari yang khusus memakai batik, maka atas nama nasionalisme bersiaplah..
Mungkin dalam waktu dekat UNESCO juga akan mensahkan koteka sebagai warisan budaya negeri ini.
Buatlah hari khusus, jika memang tidak mau dibilang pilih kasih.

You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response.
39 Responses
  1. Hikz, sangat memprihatinkan memang.
    Bumi ini mungkin marah pada kita yang tidak merawat'x dengan baik.
    Alam udah bosan dengan perlakuan yang kita lakukan padanya.
    Tapi emang bener, pantaskah "kelas baru" itu diresmikan dengan dana segitu besar?

  2. nasinalisme seseorang tak bisa diukur dg baju batik, tapi dari dasar hati.

  3. hooh, sebuah stasuin teve mennayakan pada korban gempa, sebesar apa rasa getarananya. kadnag aku sebel sama reportenrya, ornag lgi nangis disuru jawab pertanyaan. dududd

  4. Waduh daku merasa tersindir sendiri :)

  5. tenang aja mas, ini baru permulaan untuk kehancuran-kehancuran dahsyat lainnya...

  6. bumi sudah tua, jadi wajar kalau batukbatuk..
    dan kita sebagai penghuni makin susah diatur, memang dari dulu seperti itu..hanya balutannya yang beda..

    mari selamatkan diri dan orang yang kita cintai sebelum tidak terselamatkan..

    salam hangat sobat

  7. Saya turut prihatin dengan bencana beruntun yang menimpa negeri ini.
    semoga musibah gempa ini adalah musibah yang tersakhir

  8. yang pasti di Indonesia akan selalu terjadi gempa karena wilayah indonesia dikelilingi oleh palung2 yang rawan akan pergeseran lempengan di dasar laut.

    kenapa sering gempa belum tuntas gempa cilacap udah gempa lagi mungkin juga karena 1 lapindo gak ke urus makin hari tanah dari perut bumi keluar nah otomatis kosong tuh

    dan yang lainya karena terlalu disedot kakayaaan alam seperti minyak bumi batu bara tambang2 lainya..

  9. Wallahuallam Bisshawab...

  10. >> zippy : mari berteman lagi dengan alam..

    >> sang cerpenis bercerita : dan tidak seharusnya orang yang tidak memakai batik pada hari itu dicap tidak nasionalisme... :)

    >> Henny Y.Caprestya : mari berdoa..

    >> mocca_chi : itu juga buat yang nonton jadi sedih

    >> lovepassword : napa kang..? :D

    >> suryaden : malah disuruh tenang2, piye tho kang.. hehehe

    >> sigit : salam balik, makasih dah mampir..

    >> Itik Bali : semoga

    >> netmild : mau begini saja atau bikin perubahan..?

    >> ijal : :)

  11. maksudku kalo tenang hati dan pikirannya kan jadi waspada terhadap segala sesuatunya kan... kekeke

  12. gravatar JO

    The risk to life in Indonesia is the unexpected of the cataclysms. Can they, professionals in this term, able to speculate the cataclysms before it happens?

  13. >> suryaden : saya kira kata ngikut kata yang dibelakang.. hahaha

    >> JengSRI.Com : mencegah bencana kita tidak bisa, untuk menebak mungkin bisa, jika sosialisasi tentang tanda2 bencana mampu dipahami masyarakat dan itu harus dilakukan oleh orang2 yang paham tentang itu.
    seperti apa yang harus dilakukan ketika terjadi gempa, itu bisa dipelajari kan...

    Di jawa ada yang namanya ilmu titen, ilmu mengingat atau mencermati fenomena alam. seperti nelayan kalo melaut harus melihat bintang, atau cerita2 moyang tentang alam..
    kedengarannya tidak logis memang, seperti bencana yang memang tidak pernah bisa dihitung dengan logika.. :)
    tapi percaya atau tidak, itu berguna...

  14. mari berbagi rasa dengan sesama

    mohon maaf baru bisa berkunjung balik neh

  15. HHmmm ...
    Ternyata kita punya pemikiran senada ...
    Dan sepertinya banyak orang juga berfikiran serupa ...

    Yang jelas Mari Kita doakan saudara-saudara kita agar mereka tabah dan kuat menerima kenyataan ini ...

    Salam saya

  16. gravatar DV

    Turut berduka untuk Sumbar, tapi sekaligus turut bangga untuk batik dan Indonesia :)

  17. Setuju deh utk pertanyaan reporter yang nanyain soal bagaimana perasaannya....
    itu bikin gue seubel... ngerti sih mereka harus menggali informasi tapi ya ampun lagi sedih gitu ditanyain perasaannya gimana...
    menurut gue kadang gak berempati banget...

  18. buat yg kena gempa,,mel doain moga bs bertahan ya guys,,
    buat yg lg msk kelas baru,jangan celingak celinguk ntar dikirain salah masuk,,
    buat yg soal batik,hargailah produk dalam negeri terutama budaya berbatik ria pada hari jum'at

  19. gravatar mel

    oooo....liliperry cowo to kirain cewe.......

  20. >> attayaya : yup, no problem bang.. yang penting masih bisa dikunjungi.. :)

    >> nh18 : iya om, mari berdoa untuk saudara2 kita

    >> DV : turut berduka, dan bangga untuk batik dan indonesia :D

    >> Eka Situmorang-Sir : yah mau gimana mbak, nyari rating juga itu..

    >> online online : amin..

    >> mel : *capek jelasin..* :P

    >> all : makasih dah mampir.. :)

  21. Hohoho, kami pernah mbahas hal2 itu ini dan ini. :P

  22. >> jensen99 : makasih infonya, berarti bukan saya aja yang ngerasa.. :D

  23. alam jauh lebih jujur dan apa adanya...

  24. menyapa sahabat yang lama tak bersua...

  25. >> Love4Live : jujur dan apa adanya... mantab :D

    >> itempoeti : wee.. kemana aja kang, pindahan ya ke rumah baru, makan2 nih.. hehehe

  26. Mencari rating tanpa mengedepankan etika.
    Miris gak siy liat dunia pertelevisian kita?

    aiiih :(

  27. Andai penyiar itu adlh saya, mgkn saya akan lakukan kesalahan yg lbh besar. Krn saya hrs terus laporkan berita di tengah situasi sulit serba terbatas dan tekanan mental berat melihat negeri porak poranda dan mayat2 dlm kondisi mengenaskan. Sungguh mencabik-cabik jiwa. Sementara raga saya jg menuntut istirahat krn tidur hnya bbrp jam per hari. Tp demi memuaskan pemirsa yg menuntut kesempurnaan, saya hrs terus hunting berita kesana kemari. Berpacu dg waktu dlm situasi darurat dan sgt terbatas utk menghasilkan yg terbaik bagi pemirsa yg duduk manis di depan TV ditemani org2 terkasih dg segelas teh hangat dan cemilan...Sesuatu yg jg saya impikan tp mustahil didapatkan.. Dpt tempat istirahat yg tdk beraroma mayat pun sdh sbh berkah..... Tp krn saya bukan reporter itu, maka saya memaklumi kekhilafan yg sgt manusiawi itu...

  28. Ow, mari berdamai dengan alam tercinta

  29. >> Eka Situmorang-Sir : haha, gak tau mbak, namanya nyari makan.. mau gimana lagi, tinggal kita bisa menikmati ato tidak

    >> Oreo : aku hanya menulis apa yang ada dipikiranku, mungkin juga aku hanya mengambil satu sudut pandang karena terlalu banyak juga tulisan ini tidak akan muncul.. :D
    ya..ya.. kau tahu kan seperti apa aku melihat media, dan kita berseberangan disitu.. :D

  30. soundtracknya yang --> she came in trough the bathroom window bikin merinding

    @ suryaden : ini baru permulaan?? bener kata dosen aku,, bencana yang melanda negeri kita masih panjang .. huuu seraaam dengernya..
    kita hadapi dengan ikhlas.. belajar ilmu ikhlas dari sekarang.. semua ada di tangan yang maha kuasa :)

    aku juga sayang Idonesia

    I LOVE INDONESIA
    postingan n tulisan yang bagus mas :)

  31. >> atha : huahaha, ada yg dengar juga ternyata. btw gmna..? macet2 gak playlistnya..? ini baru tahap coba2 kok, kalo malah ganggu nanti saya apus :)

    mari menyayangi Indonesia.. :)

  32. saya juga suka sebel kalo lagi nonton berita yang beritanya diulang-ulang terus, apalagi kalo beritanya berita bencana dengan pertanyaan yg sama. Kasian dengan korbannya, mereka butuh bantuan bukan publikasi yang terus-menerus. Semoga alam tidak menunjukkan kemarahannya lagi, dan Indonesia menjadi damai sentosa

  33. Semoga alam di Indonesia tidak lagi menunjukkan kemarahannya

  34. gravatar spa

    mudah2an tidak t'jadi lgi,,,

  35. semoga kita semua dapat mngambil hikmah dr semua bencana ni..

  36. ini baru permulaan untuk kehancuran-kehancuran dahsyat lainnya...

  37. gravatar Tyo

    selalu ada hikmah di balik musibah yang terjadi.

  38. wew,,,
    nice share....
    keep posting broo...
    salam damai

Leave a Reply

Related Posts with Thumbnails